Kamis, 10 Juni 2010
Recep Tayyip Erdogan
Menjabat Sejak : 12 Maret 2003
Pendahulu : Abdullah Gül
Kelahiran : 26 Februari 1954 (umur 56), Istanbul (Turki)
Istri : Emine Erdoğan
Partai : (1) Partai Virtue (2) Partai Keadilan dan Pembangunan
Agama : Islam Suni (Hanafi-Maturidi)
Recep Tayyip Erdoğan (lahir 26 Februari 1954) adalah seorang politikus Turki. Ia menjabat Perdana Menteri Turki sejak 14 Maret 2003. Ia juga seorang pimpinan Adalet ve Kalkınma Partisi (AKP, atau Partai Keadilan dan Pembangunan). Singkatan AK juga berarti putih, bersih, atau murni. Menikah dengan Emine Erdoğan - Gülbaran (lahir 1955 di Siirt) pada 4 Juli 1978 dan ayah untuk dua anaknya, yaitu (Ahmet Burak, Necmeddin Bilâl) dan dua bersaudara (Esra, Sümeyye).
Erdoğan lahir di Istanbul, tetapi dibesarkan di Rize pesisir Laut Hitam dan kembali ke Istanbul pada usia sekitar 13 tahun dalam sebuah keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah seorang pelaut yang bertugas sebagai penjaga pantai di Angkatan Laut dan berasal dari Rize.
Ia belajar di sekolah agama, Sekolah Imam Hatip dan melanjutkan ke Universitas Marmara untuk belajar ekonomi dan bisnis. Erdoğan menjadi pemain sepak bola semi profesional pada usia 16 tahun, dan bekerja di perusahaan angkutan kota Istanbul. Ia terjun ke dalam politik bersama Partai Keselamatan Nasional (Milli Selâmet Partisi) yang Islamis, di bawah pimpinan Necmettin Erbakan dan kini telah dibubarkan.
Setelah kudeta militer pada 12 September 1980, ia meninggalkan sepak bola dan bekerja di sektor swasta, dan pada 1982 menjalani wajib militer sebagai seorang perwira dengan tugas khusus.
Setelah kudeta 1980, semua partai politik dibubarkan, tetapi para bekas anggota Partai Keselamatan Nasional kemudian mendirikan Partai Kesejahteraan (Refah Partisi) setelah demokrasi dipulihkan pada 1983. Pada 1985 Erdoğan menjadi ketua Partai Kesejahteraan di Provinsi Istanbul dan ikut serta dalam pemilihan wali kota untuk wilayah kosmopolitan Beyoğlu di Istanbul tengah dan seagai calon untuk Dewan Nasional Agung Turki beberapa kali pada akhir 1980-an.
Pada 1991, Partai Kesejahteraan melampaui ambang 10% yang dibutuhkan untuk memperoleh kursi untuk pertama kalinya di Dewan Nasional Agung, dan Erdoğan terpilih sebagai anggota parlemen dari Provinsi Istanbul, meskipun kursi ini kemudian dicabut oleh Komisi Pemilihan Pusat karena adanya sistem pemilihan yang berlaku saat itu. Namun, dalam pemilu lokal pada 27 Maret 1994, Partai Kesejahteraan menjadi partai terbesar di Turki untuk pertama kalinya, dan Erdoğan menjadi wali kota Istanbul Raya serta Presiden dari Dewan Metropolitan Istanbul Raya.
Sebagai wali kota Istanbul, ia menjadi terkenal karena ia seorang administratur yang efektif dan populis, membangun prasarana dan jalur-jalur transportasi Istanbul dan pada saat yagn sama memperindah kota itu. Dalam prosesnya ia menjadi politikus Turki yang paling populer.
Prestasi menonjolnya yang sulit dilupakan warga adalah keberhasilan pengadaan air bersih untuk penduduk kota itu, penertiban bangunan, mengurangi kadar polusi dengan melakukan aksi penanaman ribuan pohon di jalan-jalan kota, memerangi praktik prostitusi liar dengan memberikan pekerjaan lebih terhormat kepada wanita muda, dan melarang menyuguhkan minuman keras di tempat yang berada di bawah kontrol Walikota Istanbul.
Ketika mendeklarasikan Partai Keadilan Pembangunan (AKP: Adalet ve Kalkinma Partisi) yang berhaluan Islam pada Agustus 2001, ia mampu membawa partainya ibarat cahaya yang akan menerangi kegelapan. Kemenangan partainya dalam pemilu 3 November 2002 dengan 34,1 persen suara bukan secara otomatis menaikkan citra sebagai perdana menteri. Wakil Ketua AKP Abdullah Gul yang ditunjuk oleh Presiden Ahmet Necdet Sezer. Tetapi, setelah semua kasus yang menimpanya dianggap selesai dan disetujui parlamen, ia kemudian menggantikan Abdullah Gul sebagai Perdana Menteri Turki.
Bagus mas Infonya.
BalasHapusDari info yang mas berikan, yang paling penting adalah bahwa beliau berpegang pada Aqidah ASWAJA Maturidiyah/Asy´ariyyah, dan bermazhab (Hanafi), Itulah pegangan hampir seluruh umat Islam di Turki dengan partai Islam dan jemaah Islamnya, sehingga tidak ada issue bid´ah seperti di negara Islam lain termasuk Indonesia.
Di Turki hanya ada issue Islam Liberal dari zaman Republik Turki, tapi sekarang sudah mulai surut,
Ini adalah berkat kerajaan Usmaniyah yang dahulu memperjuangan ASWAJA selama hampir 700 tahun, yang dicoba ditutup oleh musuh Islam.
Di Indonesia, ASWAJA berjuang selain menghadapi Islam Liberal, juga Wahabi/Salafi dan Syiah.
Semoga perjuangan di Turki menginspirasi ASWAJA di Indonesia.