Utsman bin Affan

Minggu, 13 Juni 2010


Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.

Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.

Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.

Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.

Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.

Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding dengan Nabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan perang Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum.

Sebagai Contoh :

1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya.
3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

Masa Kekhalifahan

Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.

Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.

Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Sidangpun memutuskan Ustman sebagai khalifah. Ali sempat protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu.

Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah.

Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya.

Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotob biasanya mengadili suatu perkara di masjid.

Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha didahulukan sebelum sholat. Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan pertanian.

Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopelpun sempat dikepung.

Prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi Khalifah antara lain :

1. Menaklukan Syiria, kemudian mengakat Mu’awiyah sebagai Gubernurnya.
2. Menaklukan Afrika Utara, dan mengakat Amr bin Ash sebagai Gubernur disana.
3. Menaklukan daerah Arjan dan Persia.
4. Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran.
5. Memperluas Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil Haram, Mekkah.
6. Membakukan dan meresmikan mushaf yang disebut Mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Al-qur’an yang dipakai oleh seluruh umat islam seluruh dunia sekarang ini. Khalifah Ustman membuat lima salinan dari Alquran ini dan menyebarkannya ke berbagai wilayah Islam.
7. Setiap hari jum’at beliau memerdekakan seorang budak (bila ada)

Sebab-sebab Terjadinya Kekacauan dalam Pemerintahan Utsman

Pada mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang Gubernur Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman dan diganti oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab.

Kemudian beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang kurang baik, untuk mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan pembesar itu diisi dan diganti dengan famili-famili beliau yang kredibel (mempunyai kemampuan) dalam bidang tersebut.

Tindakan beliau yang terkesan nepotisme ini, mengundang protes dari orang-orang yang dipecat, maka datanglah gerombolan yang dipimpim oleh Abdulah bin Saba’ yang menuntut agar pejabat-pejabat dan para pembesar yang diangkat oleh Khalifah Utsman ini dipecat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba’ ini ditolak oleh khalifah Utsman. Pada masa kekhalifan Utsman bin Affan-lah aliran Syiah lahir dan Abdullah Bin Saba’ disebut sebagai pencetus aliran Syi’ah tersebut.

Karena merasa sakit hati, Abdullah bin Saba’ kemudian membuat propoganda yang hebat dalam bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk Utsman bin Affan. Seterusnya penduduk setempat banyak yang termakan hasutan Abdullah bin Saba’. Sebagai akibatnya, datanglah sejumlah besar (ribuan) penduduk daerah ke madinah yang menuntut kepada Khalifah, tuntutan dari banyak daerah ini tidak dikabulkan oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur Mesir, Abdullah bin Abi Sarah, dan menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar.

Karena tuntutan orang mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka mereka kembali ke mesir, tetapi sebelum mereka kembali ke mesir, mereka bertemu dengan seseorang yang ternyata diketahui membawa surat yang mengatasnamakan Utsman bin Affan. Isinya adalah perintah agar Gubernur Mesir yang lama yaitu Abdulah bin Abi sarah membunuh Gubernur Muhammad Abi Bakar (Gubernur baru) Karena itu, mereka kembali lagi ke madinah untuk meminta tekad akan membunuh Khalifah karena merasa dipermainkan.

Setelah surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat surat itu adalah Marwan bin Hakam. Tetapi mereka melakukan pengepungan terhadap khalifah dan menuntut dua hal :

1. Supaya Marwan bin Hakam di qishas (hukuman bunuh karena membunuh orang).
2. Supaya Khalifah Utsman meletakan jabatan sebagai Khalifah.

Kedua tuntutan yang pertama, karena Marwan baru berencana membunuh dan belum benar-benar membunuh. Sedangkan tuntutan kedua, beliau berpegang pada pesan Rasullulah SAW; “Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan baju kebesaran. Apabila engkau telah mengenakan baju itu, janganlah engkau lepaskan”

Setelah mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan tuntutan mereka, maka mereka lanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat puluh hari. Situasi dari hari kehari semakin memburuk. Rumah beliau dijaga ketat oleh sahabat-sahabat beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin Awwam, Muhammad bin Thalhah, Hasan dan Husein bin Ali bin Abu Thalib. Karena kelembutan dan kasih sayangnya, beliau menanggapi pengepung-pengepung itu dengan sabar dan tutur kata yang santun.

Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran.

Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.

Wallahu A’lam.

Pustaka :

http://dear.to/abusalma : Maktabah Abu Salma al-Atsari; Pokok-pokok Kesesatan Syi’ah

http://ebook-paktani.tk : Kisah Khulafaur Rasyidin

http://masjidalkhoir.wordpress.com/2008/01/18/kisah-kisah-sahabat-nabi/ : Utsman bin Affan

http://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_Affan : Utsman bin Affan

http://www.figurpublik.com : Khalifah Ketiga Ustman bin Affan

http://www.pesantren.net : Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW http://www.republika.co.id : Al Qur’an Tertua Ada di Uzbekistan

Rasul Ja’farian. 2004. Sejarah Islam: Sejak Wafat Nabi SAW hingga runtuhnya Dinasti Bani Umayah; Studi Kritis. Penerbit Lentera. Jakarta.
READ MORE - Utsman bin Affan

Muhammad Athef (Abu Hafsh Al-Misri)

Sabtu, 12 Juni 2010


Nama Asli beliau adalah Shubhi Abdul Aziz Abu Sittah Al-Jauhari. Sering juga dikenal dengan sebutan Muhammad Athef. Amerika lebih kenal siapa dia daripada kita, karena saking takutnya mereka. Lahir di Mesir pada 17 Januari 1958. Bergabung dengan mujahidin Afghan tahun 1402 H, tujuan beliau untuk mengajari mujahidin lainnya tentang ilmu-ilmu kemiliteran. Sebab beliau adalah mantan tentara Angkatan Bersenjata Mesir. Beliau melatih para pemuda mujahid di sana.

Beliau ikut dalam pertempuran Ma’sadatul Anshor, ketika Alloh menangkan mujahidin atas kekuatan paling ganas di bumi kala itu, Uni Soviet. Diceritakan bahwa hujan bom dari pesawat terus menerus mendera tanpa henti selama beberapa hari, sahut menyahut dengan balasan suara senjata roket anti pesawat. Perlawanan ini dilancarkan mujahidin untuk memberi peringatan kepada Soviet agar segera angkat kaki dari Afghanistan, apalagi agresi mereka saat itu tidak membuahkan hasil kemenangan, justru berbagai kerugian. Para jendral Soviet sempat memberi kesempatan terakhir kepada Abu Hafsh agar keluar dari Afghanistan. Mereka mengancam akan mendesaknya hingga ke perbatasan Pakistan. Tetapi, sekelompok kecil mujahidin berhasil mematahkan gempuran mereka, yang jumlahnya tak lebih dari 70 pemuda seusia SMA sebagaimana diceritakan sendiri oleh Syaikh Usamah -hafizahulloh-. Pasukan beruang merah berhasil dikalahkan hanya semata-mata karena anugerah dari Alloh.

Bahkan konon, ada seorang pemuda arab berperawakan kurus kering yang berhasil membunuh tiga bule Rusia sekaligus hanya dengan sebutir peluru senapan jenis PK, padahal ketiganya adalah dari kesatuan elit sekelas Comandoss. Saking profesionalnya pasukan elit ini -masih menurut penuturan Syaikh Usamah-, mereka berhasil mendekati daerah mujahidin tanpa terdeteksi gerak-geriknya, mereka menggunakan suara burung pipit sebagai kode. Singkatnya, daerah ini telah terkepung oleh berbagai peralatan canggih dan pasukan terelit yang dimiliki Russia. Akan tetapi Alloh berkendak untuk menolong hamba-hamba-Nya yang bertauhid, sehingga nyatalah apa yang Alloh firmankan:

“Jika Alloh menolong kalian, tidak ada yang mampu mengalahkan kalian…”

“Betapa seringnya, satu kelompok yang sedikit mengalahkan kelompok yang banyak atas izin Alloh, dan Alloh bersama orang-orang yang bersabar.”

Tokoh kita ini, ikut ambil bagian cukup besar dalam pertempuran sengit kali ini. Tetapi Alloh belum takdirkan ia menemui kesyahidan, barangkali di sana ada hikmah yang hanya Alloh yang tahu.

Begitu pertempuran di Jaji reda, beliau ikut dalam mengatur pertempuran-pertempuran di Jalalabad. Pertempuran kali ini tak kalah sengitnya. Beliau menggunakan taktik perang gerilya. Alhamdulillah, sekian pesawat berhasil dirontokkan, tank-tank baja mampu diluluh lantakkan, dan banyak sekali musuh-musuh Alloh itu yang terbunuh. Pada kesempatan ini, Abu Hafsh termasuk orang yang beruntung.

Selesai perang Afghan, suasana politik dalam negeri berubah. Mulailah terjadi pertempuran-pertempuran antar kelompok untuk memperbutkan kursi kekuasaan. Dalam fitnah ini, beliau memilih untuk tidak campur tangan. Bersama sahabat dekatnya, Usamah bin Ladin, beliau hijrah ke Sudan untuk menyiapkan kekuatan dalam rangka membebaskan umat Islam dari kehinaan. Terutama membebaskan tanah wahyu -Jazirah Arab-dari penjajahan Amerika Serikat.

Langkah pertama yang beliau tempuh adalah mengajak para pemuda Islam untuk terjun ke medan pertempuran di Somalia yang kala itu diduduki oleh pasukan AS. AS memiliki misi terselubung untuk menjajah negeri tersebut, meski beralasan hendak mendamaikan antar kelompok yang bertikai. Sama dengan ketika menjajah Jazirah Arab sebelumnya.

Pertempuran di sini tidak berlangsung lama, Amerika terlalu pengecut untuk berhadapan dengan mujahidin. Dalam perang ini, AS mengalami nasib naas dengan dijatuhkannya satu helikopter Black Hawk-nya. Sebenarnya tidak seberapa yang tewas dari mereka, namun mereka sudah tidak sanggup lagi melanjutkan pertempuran. Dan tak lama setelah itu, Clinton mengumumkan penarikan pasukannya dari Afrika Timur. Semua ini menghancurkan mitos bahwa Amerika adalah negara adi daya, yang tidak bisa dikalahkan oleh kekuatan manapun di dunia ini. Seolah dunia menjadi faham setelah itu, bahwa kekuatan AS tak lebih sekedar propaganda di film-film.

Pasca peperangan di Somalia, para petinggi Al-Qaeda -termasuk di antaranya beliau, Abu Hafsh- mulai yakin bahwa mereka mampu mengalahkan Amerika, walau dengan sedikit persenjataan, maka mereka mulai berfikir bagaimana menyiapkan para pemuda Islam -terutama Arab-untuk menghadapi peperangan berikutnya melawan Amerika. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membuat kamp-kamp tadrib (latihan militer) untuk para pemuda Islam.

Setelah pemerintah Sudan menyelisihi kesepakatan dan prinsip bersama yang telah disepakatinya bersama mujahidin, mereka meminta Syaikh untuk meninggalkan Sudan, karena tekanan dari Amerika. Padahal, beliau telah memberikan banyak sumbangsih dalam perkembangan sarana di sana, yang pemerintah sendiri tidak mampu melakukannya. Akhirnya, Syaikh Usamah, Abu Hafsh, beserta mujahidin lainnya harus berhijrah kembali ke bumi Afghanistan, bumi hijrah dan jihad, untuk memulai kembali tahapan jihad yang sudah tidak sabar lagi untuk mereka mulai.

Karena ketika itu di Afghanistan telah tegak pemerintahan yang menerapkan syariat Alloh, berwali kepada orang-orang beriman yang jujur, serta memusuhi musuh-musuh Alloh, maka tidak terlalu sulit bagi Syaikh untuk membangun kamp latihan. Sejak awal berdirinya, pemerintahan yang dipimpin oleh Syaikh Mujahid Mulla Muhammad ‘Umar ini, sudah mengumumkan penerapan syariat Alloh. Maka para pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke sana untuk mengikuti latihan militer. Program pertama pun terlaksana.

Program berikutnya, serangan yang begitu menyakitkan terhadap “berhala modern” Amerika dalam sebuah amaliyah yang mengagetkan seluruh dunia. Yaitu dibomnya markas Intelejen CIA di Afrika (kedutaan AS di Nairobi dan Darus Salam). Ketika itu, gema takbir membahana di mana-mana di seantero Afghanistan dan dunia Islam. Karena itulah pukulan pertama dari mujahidin terhadap “biang segala kerusakan dan kekufuran” , Amerika. Tetapi satu hal yang harus kita catat, perancang serangan ini adalah Syaikh Abu Hafsh Al-Mishri, tokoh yang sedang kita bicarakan sekarang. Setelah aksi serangan ini, para pemuda dari berbagai belahan dunia, baik arab maupun non arab, kulit hitam atau kulit putih, semakin bersemangat untuk ikut serta dalam program tadrib Al-Qaeda.

Sudah menjadi perkara yang dimaklumi bersama ketika itu, Syaikh Abu Hafsh adalah sosok yang tidak suka berdiam diri dan berpangku tangan, tidak pernah bosan untuk beramal. Sehingga beliaulah yang akhirnya menjadi penanggung jawab kamp-kamp latihan di sana, beliau pula yang menjadi penanggung jawab operasi-operasi yang akan dilancarkan. Dan beliau juga yang bertanggung jawab mengurusi urusan administrasi dan pendanaan. Maka memang beliau bisa disebut sebagai tangan kanan daripada Syaikh Usamah bin Ladin -hafidzahulloh-.

Karena Amerika mendengar keberanian dan kepiawaian Abu Hafsh dalam melancarkan berbagai operasi serangan, Amerika memasukkannya pada urutan kedua para buron terorist dunia yang paling dicari setelah Syaikh Usamah bin Ladin. Karena beliaulah yang menjadi wakil Syaikh Usamah setelah komandan Abu Ubaidah Al-Pansyiri syahid. Amerika mengerti bahwa orang ini sangat berbahaya, maka mulailah dinas intelejen mereka merencakan dan melakukan berkali-kali usaha pembunuhan terhadap beliau. Akan tetapi Alloh Ta’ala masih melindungi beliau.

Selang tak berapa lama, terjadi peristiwa peledakan kapal Destoyer USS Cole di teluk Adn. Syaikh Abu Hafsh punya peran besar dalam aksi serangan ini, beliau turut merencanakan dan mengatur jalannya operasi. Begitu mendengar serangan ini berhasil, diceritakan bahwa Syaikh Usamah langsung mengacungkan senapan AK 47 nya ke langit dan menembakkan beberapa rentetan peluru, sembari berteriak bahagia,“Ini adalah pembalasan untuk darahmu, wahai Mihdhar…” Mihdhar adalah Syaikh Abul Hasan Al-Mihdar, yang dibunuh oleh fihak Amerika melalui tangan bonekanya di penguasa Yaman, Presiden Ali Abdulloh Sholeh.

Kapal ini tadinya juga berangkat untuk memberikan bantuan kepada yahudi dalam memerangi para mujahidin Palestina. Serangan ini menampakkan pengkhianatan negara-negara arab yang ternyata justeru memberikan simpatinya kepada Amerika.

Setelah operasi kali ini, Amerika mulai menyiapkan strategi serangan militer untuk diarahkan kepada mujahidin di Afghanistan, persiapan ini tidak diekspos kepada dunia. Tetapi, Alhamdulillah, gerakan-gerakan ini tercium oleh mujahidin, sehingga mereka harus mendahului menyerang -sebab cara bertahan terbaik adalah menyerang-. Akhirnya, mujahidin berhasil mengukir sejarah yang sungguh teramat sulit dilupakan oleh Amerika, dan mengangkat kepala seluruh kaum muslimin. Yaitu, aksi istisyhadiyah yang merontokkan pusat perekonomian dan pertahanan mereka. Mujahidin berhasil menyerang Amerika terlebih dahulu pada 11 September 2001, dengan menabrakkan pesawat ke menara kembar WTC dan gedung Pentagon.

Dalam operasi kali inipun, Syaikh Abu Hafsh-lah yang menjadi penanggung jawab langsung. Beliau memilih beberapa orang pemuda, mentraining mereka, dan mengingatkan mereka agar selalu bersandar kepada Alloh Ta’ala. Maka para pemuda itupun berangkat ke negara kafir itu, bukan untuk bermaksiat sebagaimana dilakukan kebanyakan pemuda hari ini. Mereka datang untuk membinasakan Amerika, mereka hanya bertawakkal kepada Alloh dan kemudian menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh dengan sedemikian detail, serta kapan operasi akan dilaksanakan.

Sementara itu, di bumi ribath, Afghanistan, para mujahidin tak henti-hentinya berdoa kepada Alloh agar menolong ikhwan-ikhwan mereka dan memberikan kemenangan melalui tangan mereka. Doa mereka dikabulkan oleh Alloh. Terjadilah ledakan besar seperti telah direncanakan, bahkan ternyata lebih dahsyat. Gema takbir terus bergema di bumi Afghanistan, mengiringi kemenangan bersejarah ini. Kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, terutama Palestina, sampai ada yang menangis karena ternyata Alloh masih menyiapkan orang-orang yang membela dan membalaskan sakit hati mereka karena terus ditindas. Mereka adalah orang-orang yang tidak menonjol kepribadiannya tapi tinggi ketakwaannya, yang bekerja di balik tabir semua orang, dan di antaranya adalah syaikh kita, Abu Hafsh Al-Mishri.

Dan, sudah bisa ditebak. Pasca serangan ini, Amerika menjadi linglung dan menggila. Iapun segera mengumumkan genderang perang salib terhadap dunia Islam, terutama Afghanistan. Dan yang disayangkan, negara-negara Arab justru berdiri di fihak Amerika. Karena Amerika menghembuskan ancaman mematikannya: “Bersama kami, atau bersama terorist.” Inilah serial perang Salib paling ganas yang pernah menimpa dunia Islam sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW.

Abu Hafsh tidak kemudian berhenti membuat perencanaan, beliau terus menggalang para pemuda untuk melakukan persiapan. Sebab sekarang adalah bulan Shafar, harus ada perang. Dan perang kali ini sangat menentukan, perang eksistensi negara Islam.

Benar saja, Amerika mulai menghujani Afghanistan dengan berton-ton bom. Rata-rata satu bom memiliki berat hingga tujuh ton. Perburuan terhadap Syaikh Usamah CS semakin meningkat, terutama di awal-awal agresi AS. Bahkan mereka menyewa mata-mata untuk menguntit pergerakan mujahidin, menyebarkan pengumuman hadiah besar bagi yang bisa menunjukkan keberadaan Syaikh dan ikhwan-ikhwannya.

Tetapi meski perburuan yang ketat, Abu Hafsh tidak kemudian lemah nyali. Beliau terus melatih para pemuda untuk melancarkan serangan menyakitkan berikutnya kepada Amerika. Padahal ketika itu, beliau menderita penyakit tulang karena efek dari jihad yang beliau lakukan dulu. Makanya, beliau menghimbau kepada para mujahidin muda untuk tidak terlalu memaksakan diri menghadapi cuaca yang teramat dingin. Karena beliau terkena penyakit ini ketika berlangsung pertempuran di Jaji, ketika beliau masih muda dan tidak peduli dengan dinginnya udara. Sehingga baru terasa pengaruhnya ketika beliau tua.

Syaikh Abu Hafsh tak hentinya memanjatkan doa agar dikaruniai kesyahidan. Dan akhirnya Allohpun mengabulkan doa beliau -nahsabuhu kadzalika, wallohu hasibuhu-.

Komandan Abu Hafsh sangat mirip dengan Syaikh Usamah bin Ladin, baik postur tubuh, jenggot, bahkan raut mukanya. Beliau terpaksa harus berpisah dengan Syaikh Usamah dan para mujahidin lainnya, untuk kebaikan kaum muslimin juga, agar mereka tidak terlalu terpengaruh dengan terbunuhnya sosok seorang pemimpin. Kisah gugurnya beliau adalah sebagai berikut:

Suatu malam di bulan Romadhon penuh berkah, selepas berbuka puasa, beliau ada jadwal berkumpul dengan singa-singa Alloh yang telah beliau siapkan untuk melancarkan operasi istisyhadiyah besar di Palestina. Selesai memberikan brifing terakhir kepada mereka dan melengkapi kekurangan-kekurangan yang dianggap perlu, beliau memberi nasehat kepada mereka tentang tanggung jawab kita terhadap umat di hadapan Alloh kelak.

Selesai pertemuan, singa-singa itu pergi untuk menyantap hidangan sahur di rumah salah seorang ikhwah. Begitu memasuki rumah, Abu Hafsh merasa ada seseorang yang menguntit dirinya tanpa disadari oleh ikhwan-ikhwan yang lain. Akhirnya beliau memutuskan untuk pindah ke rumah yang lain. Sesampainya di rumah yang baru, dugaan beliau benar, ada seorang mata-mata dari penduduk asli Afghan yang menguntit beliau. Melihat postur tubuh dan jenggotnya, mata-mata ini mengira beliau adalah Syaikh Usamah. Maka ia meletakkan sekeping logam di dekat rumah tadi dan memberikan pesan kepada Amerika akan keberadaan Syaikh Usamah di rumah ini. Tak lama berselang, pesawat-pesawat mereka datang dan menembakkan jet-jetnya dengan deras, sehingga mereka mengira dengan sesingkat itu mampu memadamkan api jihad yang tengah membara dengan terbunuhnya Syaikh Usamah.

Rumah sederhana itu luluh lantak dengan rudal-rudal mereka, syaikh Abu Hafsh dan ikhwan-ikhwan yang menyertai beliau akhirnya gugur untuk berjumpa Alloh Ta’ala. Kesyahidan menjemput mereka seperti yang mereka cita-citakan. Mereka syahid dalam kondisi berniat menyerang musuh, tak mundur sedikitpun. Adapun kalau setelah itu syahid, justru itu lebih baik bagi mereka. Asalkan niat mereka tetap lurus.

Keesokan harinya, ikhwan-ikhwan mencari jenazah beliau di bawah reruntuhan rumah. Mereka menemukan jasad beliau layaknya orang tidur. Terpancar cahaya dan sunggingan senyum di wajahnya. Dan anehnya, beliau tidak mengalami luka sedikitpun, dari tubuh beliau juga menyebar aroma misik yang tercium oleh semua yang hadir.

Musuh-musuh Alloh gembira betul mendengar berita kematian beliau. Sebaliknya, mujahidin sangat sedih dan terpukul dengan peristiwa ini. Mereka menangis karena harus berpisah dengan syaikh, ayah, paman, dan kakak mereka yang satu ini. Dulu, beliau dikenal sangat simpati kepada pemuda yang mau berjihad, beliau menganggap mereka sebagai orang-orang yang lebih baik daripada beliau. Menurut beliau, mereka bersedia datang ke Afghan untuk tadrib dan jihad adalah sebuah kelebihan tersendiri.

Beliau dikenal sangat baik budi pekertinya, apalagi terhadap para mujahidin. Bahkan kepada para pekerja Afghan yang miskin. Beliau cinta mereka dan merekapun cinta beliau. Semua orang seolah mencintai beliau. Bahkan, kalau anda bermajelis sekali saja dengan beliau, anda akan langsung mencintai beliau. Sesekali menghadapkan wajahnya kepada fulan, kemudian tersenyum kepada yang lain, kemudian merangkul pundak fulan. Begitulah, beliau mencontoh Rosululloh SAW dalam semua hal, sampai urusan tersenyum.

Di antara bentuk kecintaan beliau terhadap Syaikh Usamah adalah, beliau menikahkan putrinya dengan putra Syaikh yang bernama Muhammad.

Tadinya, beliau berencana membentuk kesatuan tentara Islam yang profesional untuk membebaskan negeri-negeri kaum muslimin. Beliau selalu menghimbau kepada setiap pemuda yang ikut latihan untuk mendalami bidang kemiliteran yang dikuasai masing-masing secara profesional. Hal ini beliau maksudkan, agar mereka nanti menjadi acuan dalam pembentukan kesatuan ini. Akan tetapi, Alloh berkehendak lain. Beliau wafat sebelum rencana beliau terwujud. Namun, Insya Alloh, para perwira sepeninggal beliau tetap akan bertekad mewujudkan rencana beliau ini, semuanya tentu berpulang kepada pertolongan Alloh yang Mahaperkasa.

Ikhwan-ikhwan menguburkan beliau sembari menangis. Menangis sedih sekaligus bahagia. Sedih karena berpisah dengan syaikh dan ustadz mereka. Bahagia karena beliau menemui apa yang beliau cita-citakan selama ini, sebab beliau sudah lama berjihad dan tidak kunjung dikarunia kesyahidan. 25 tahun lebih dari umurnya beliau habiskan untuk membela agama Alloh, dan berjuang menegakkan daulah Islam, serta menghinakan musuh-musuh Alloh, dari kalangan yahudi, salibis, dan lain-lain.

Semoga Alloh mencurahkan rahmat-Nya kepada beliau, dan menempatkannya di tempat para syuhada. Amin.
READ MORE - Muhammad Athef (Abu Hafsh Al-Misri)

Syaikh Hamuud bin ‘Uqla Asy-Syu’aiby


18 Januari 2002, bertepatan dengan 4 Dzulqo’dah 1422 H, umat Islam (khususnya Mujahidin) telah kehilangan salah satu dari `Ulama Senior, Fadhilatusy Syaikh Hamoud bin `Uqla Asy-Syu`aiby – rohimahullah. Hal ini mungkin adalah kehilangan terbesar Ummat Islam dan Mujahidin setelah syahidnya Syaikh Abdulloh Azzam pada tahun 1989. Berikut ini adalah ringkasan biografy Syaikh yang diambil dan diterjemahkan dari beberapa sumber.

Beliau adalah Syaikh al Allamah Abu ‘Abdullah Hamud bin ‘Abdillah bin ‘Aqla’ bin Muhammad bin Ali bin ‘Aqla’ Asy Syu’aibi al Khalidi, termasuk keluarga Junah dari Bani Khalid. Lahir pada tahun 1936 H. Dan tumbuh di komplek perumahan pegawai pos. Ketika berusia tujuh tahun mengalami kebutaan akibat penyakit kronis yang dideritanya. Meski demikian, beliau tetap dapat menyelesaikan studinya dalam menjalani kitab. Ayahnya sangat bersungguh-sungguh mengasuh dan mendidiknya. Hafidz Al qur’an pada usia 15 tahun, juga hafal beberapa isi kitab di bawah bimbingan syaikh ‘Abdulloh bin Mubarok Al Amiri.

Selanjuatnya beliau pindah ke Riyadh untuk menuntut ilmu pada tahun 1367 H atas saran ayahnya. Beliau mulai menuntut ilmu kepada Fadhilah asy Syaikh ‘Abdul Latif bin Ibrohim Alu asy Syaikh, dan mendapatkan dasar-dasar keilmuan. Selanjutnya berpindah untuk belajar kepada Samahah asy Syaikh Muhamad bin Ibrohim Alu Asy Syaikh pada tahun 1368 H, dan tinggal bersama gurunya itu sehingga mendapatkan sebagian besar ilmu darinya. Beliau juga menjadi murid dari sejumlah masyayikh selain keduanya, di antaranya adalah Fadhilah asy Syaikh Ibrohim bin Sulaiman, Fadhilah asy Syaikh Su’ud bin Rasywad, Fadhilah asy Syaikh ‘Abdulloh bin Muhammad bin Humaid, Fadhilah Asy Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Rasyid dan beberapa lagi lainnya selain mereka.

Sesudah fakultas syari’ah di Riyadh dibuka, beliau belajar di sana dari Samahah asy Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rohimahulloh, Syaikh Muhammad al Amin asy Syinqithi. Beliau bermulazamah kepada mereka sampai ke rumah gurunya dan mendapatkan pelajaran tentang logika, ushul fiqh dan tafsir. Pada tahun 1376 H beliau lulus dari fakultas Syari’ah kemudian menjadi pengajar di Al Ma’had Al ‘Alami di Riyadh. Tahun 1378 H menjadi dosen pengajar di fakultas syari’ah. Selama rentang waktu 40 tahun mengajar hadist, fiqh, ushul fiqh, tauhid, nahwu dan tafsir. Karir akademiknya terus menanjak hingga mendapat gelar profesor.

Beliau juga menghasilkan beberapa tulisan, di antaranya adalah: Imamah al ‘Uzhma, Syarh Juz’i min Bulughul Al Marom, ikut serta menyusun kitab Tashil al Wushul ila ‘Ilm al Ushul yang dibuat oleh Universitas Islamiyah dan Al Qoul al Mukhtar fie Hukmi al Isti’anah bi al Kuffar. Beliau juga mengeluarkan cukup banyak fatwa dan mudzakirot yang berbeda-beda dan beraneka ragam (berisi tentang ajakan untuk menentang derakan penyimpangan dan bid’ah. Salah satunya berbicara pembuatan patung dan larangan untuk mengadakan pesta-pesta nyanyian, hari raya yang bid’ah, pemimpin wanita dan lain-lainnya termasuk juga Tazkiyyat li al ‘Ulama wa al Mushilihin. Semoga Alloh ta’ala membalas usaha yang sungguh-sungguh dan jujur itu dengan kebaikan.

Dari tangan beliau telah lahir sejumlah besar ‘ulama, asatidzah dan menteri; di antaranya adalah Ma’ali Dr ‘Abdulloh bin ‘Abdil Mushin at Turki (Mentri urusan Keislaman), Ma’ali Dr ‘Abdulloh bin Muhammad bin Ibrohim Alu Asy syaikh (Menteri Peradilan), Fadhilah asy Syaikh Dr Sholih bin Fauzan al Fauzan (anggota Lembaga Kibarul ‘Ulama), Fadhilah asy Syaikh Salman bin Fadh al ‘Audah, Fadhilah asy Syaikh al Mujahid ‘Ali bin Hudhair al Hudhair, Fadhilah asy Syaikh Qodhi bin Tamyiz ‘Abdirrohman bin Sholih al Jibr, Fadhilal asy Syaikh Qodhi Tamyiz ‘Abdurrohman bin Sulaiman al Jarulloh dan masih banyak sekali para tokoh lainnya yang mendapatkan pengajaran dari beliau.

Kecintaan pada Mujahid

Kehidupan beliau berputar di sekitar Jihad dan Mujahidin. Beliau selalu mengikuti berita tentang Jihad di mana pun. Perhatiannya dalam masalah Jihad ini sudah dikenal karena keberaniannya dalam berbicara ketika ulama lain diam. Beliau selalu mengatakan apa yang beliau percayai sebagai kebenaran dan tidak takut kepada siapapun kecuali Allah. Beliau adalah satu di antara sedikit ulama di Saudi Arabia yang berani mengatakan ke masyarakat umum tentang kufurnya Pemerintah Saudi karena pertolongannya pada orang-orang Kafir terhadap kaum Muslimin. Karena alasan inilah, meskipun dia buta dan sudah berumur 70-an, beliau di penjara pada tahun 1995.

Beliau memiliki perhatian yang luar biasa terhadap situasi terkini para Mujahidin di Afghanistan, sampai-sampai orang-orang dekatnya khawatir sesuatu akan terjadi pada Syaikh.

Salah seorang murid beliau mengatakan:
“Kebanyakan dari malam-malam beliau dihabiskan dalam doa yang sungguh-sungguh; untuk para Mujahidin di Afghanistan. Beliau adalah orang yang behati sangat lembut yang mudah meneteskan air mata. Ketika mendengar berita bagus beliau akan menangis karena bahagianya, dan ketika mendengar berita buruk beliau akan menangis kesedihan.”

Ketika ada yang memfitnah atau memburuk-burukan Mujahidin, beliau akan menjadi sangat marah. Murid-murid beliau bisa mengetahui situasi terkini Mujahidin hanya dengan melihat ekspresi wajahnya ketika memasuki majelis.

Setelah jatuhnya Kunduz, beliau menjadi sangat sedih sampai-sampai murid-murid beliau khawatir beliau akan meninggal karena kesedihannya, beliau selalu mengulang-ulang “Di manakah kaum muslimin? Di manakah kaum muslimin?”

Beliau sangat sholih dan seorang zahid. Beliau juga seorang ahli ibadah yang sungguh-sungguh. Beliau sangat mendukung kebenaran dan orang-orangnya, serta sangat benci pada kebatilan dan orang-orangnya. Beliau adalah orang yang sangat berani dan pemberani dan tidak takut dengan konsekuensinya ketika mengatakan kebenaran. Hal ini bisa terlihat ketika beberapa kawannya menyarankan beliau untuk tidak mengatakan apa yang telah beliau lakukan - tapi beliau memperdulikannya
Beliau adalah salah satu dari ulama-ulama Saudi Arabia pertama yang menfatwakan pada masyarakat Muslim untuk mendukung pemerintahan Taliban.

Setelah peristiwa 11 September 2001, ketika banyak kalangan dari Dunia Islam yang berada di sisi Amerika, beliau mengeluarkan fatwa untuk mengklarifikasi kebenaran dan menyeru Ummat Islam untuk datang mendukung Taliban dan Para Mujahidin di Afghanistan. Banyak dari murid beliau yang memenuhi seruan ini dan berangkat ke Afghanistan, dan beberapa di antaranya telah syahid.

Sebelum beliau wafat, beliau sempat mengirimkan surat kepada para Ulama Pakistan, bersama dengan murid-murid beliau, Syaikh Sulaiman bin Nashir Al ‘Unwan dan Syaikh Ali Al-Khudayr. Beliau juga menulis surat dukungan kepada Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar Mujahid.

Ya Allah! Ampunkanlah Syaikh Hamud bin Uqla Asy-Syu’aiby dan penuhilah dia dengan rahmat-MU. Jadikanlah kuburnya sebagai kebun dari kebun-kebun Jannah. Selamatkanlah dia dari azab kubur. Selamatkanlah dia dari huru hara besar pada hari Kiamat. Amiin.

Syaikh Hamud seperti ayah bagi Mujahidin di seluruh dunia. Dan meskipun beliau mungkin belum pernah bertemu sebagian di antara mereka di dunia, beliau senantiasa meminta pada Allah untuk mengumpulkannya bersama mereka semua di tempat tertinggi di Jannah, bersama dengan para Nabi, Shiddiqqiin, Syuhadaa dan sholihin, karena merekalah sebaik-baik teman. Amiin.
READ MORE - Syaikh Hamuud bin ‘Uqla Asy-Syu’aiby

Dr Yusuf Qardhawi






Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada 9 September 1926. Usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru dia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian di sempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.

Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.

Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.

Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rejim saat itu.

Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.

Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.

Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.

Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, kita bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
READ MORE - Dr Yusuf Qardhawi

Khalid Misyal


Syeikh Ahmed Yasin mendirikan Hamas dan pemimpin pertamanya. Beliau syahid dibunuh regim Yahudi dengan ditembak dengan peluru berpandu dari helikopter. Ia syahid dibunuh rezim Yahudi dengan ditembak dengan peluru kendali dari helikopter. Abdul Azizi Rantisi menggantikannya. Abdul Azizi Rantisi menggantinya. Beliau juga mencapai syahid apabila ditembak beluru berpandu dari helikopter apache regim ganas tersebut. Ia juga mencapai syahid saat ditembak beluru kendali dari helikopter apache rezim ganas tersebut.
Kini, Khalid Misy'al pula mengganti. Kini, Khalid Misy'al pula mengganti. Sesungguhnya perjuangan membela agama Allah tidak pernah ketandusan pemimpin terbaik. Sesungguhnya perjuangan membela agama Allah tidak pernah ketandusan pemimpin terbaik. Allah sentiasa memberikan pemimpin bagi orang yang memperjuangkan agamanya. Allah Maha memberikan pemimpin bagi orang yang memperjuangkan agamanya. Semoga Allah memberkahi Hamas dalam perjuangannya. Semoga Allah memberkahi Hamas dalam perjuangannya.
Israel boleh membunuh pemimpin-pemimpin para pejuang. Israel dapat membunuh pemimpin-pemimpin para pejuang. Ia tidak akan mematikan perjuangan. Ia tidak akan mematikan perjuangan. Kehilangan seorang pemimpin akan digantikan dengan puluhan pemimpin yang lain. Kehilangan seorang pemimpin akan digantikan dengan puluhan pemimpin yang lain. Antara mereka akan muncul yang terbaik. Antara mereka akan muncul yang terbaik. Siapa tahu...jika Khalid Misy'al juga menuruti jejak dua pendahulunya, antara anak-anak Palestin yang ada kini sedang menunggu giliran masing-masing, akan lahir memimpin perjuangan. Siapa tahu ... jika Khalid Misy'al juga menuruti jejak dua pendahulunya, antara anak Palestina yang ada sekarang sedang menunggu giliran masing-masing, akan lahir memimpin perjuangan. Di tangan salah satu mereka, terbukanya al-Fatah buat Palastin. Di tangan salah satu mereka, terbukanya al-Fatah buat Palastin.

Artikal mengenai biografi Khalid Misy'al ini aku petik dari laman eramuslim agar kita dapat sama-sama mengenali pemimpin berani berjiwa kental ini.Oleh itu bahasa asalnya dikekalkan. Artikal mengenai biografi Khalid Misy'al ini aku petik dari situs eramuslim agar kita dapat sama-sama mengenali pemimpin berani berjiwa kental ini.Oleh itu bahasa asalnya dipertahankan.
Beliau bernama Khalid Misy'al. Ia bernama Khalid Misy'al. Sebuah nama yang cocok untuk mencirikan semangat perjuangannya memimpin Harakah Al-Muqaawamah Al-Islamiyah atau Hamas. Sebuah nama yang cocok untuk mencirikan semangat perjuangannya memimpin Harakah Al-Muqaawamah Al-Islamiyah atau Hamas. Arti dari nama Khalid Misy'al adalah nyala api yang tidak pernah padam. Arti dari nama Khalid Misy'al adalah nyala api yang tidak pernah padam. Inilah seorang pemimpin gerakan Islam abad ini yang sangat ditakuti Amerika dan Israel. Inilah seorang pemimpin gerakan Islam abad ini yang sangat ditakuti Amerika dan Israel.

Khalid lahir pada tahun 1956 di Silwad, sebuah wilayah dekat Ramallah yang kemudian menjadi wilayah Yordan. Khalid lahir pada tahun 1956 di Silwad, sebuah provinsi dekat Ramallah yang kemudian menjadi wilayah Yordan. Ia menamatkan pendidikan sekolah dasarnya di Silwad pada 1967, kemudian pindah ke Kuwait karena perang. Ia mengakhiri pendidikan sekolah dasarnya di Silwad pada 1967, kemudian pindah ke Kuwait karena perang.

Di Kuwait, Khalid kuliah di Universitas Kuwait, dan lulus sebagai sarjana muda bidang fisika. Di Kuwait, Khalid kuliah di Universitas Kuwait, dan lulus sebagai sarjana muda bidang fisika. Semasa kuliah, Khalid Misy'al menjadi ketua himpunan mahasiswa Palestina dan menentang pemerintahan Yasser Arafat dan PLO-nya. Saat kuliah, Khalid Misy'al sebagai Ketua himpunan mahasiswa Palestina dan menentang pemerintahan Yasser Arafat dan PLO-nya. Sejak masih belia, Khalid sudah tergabung dalam Islamic Haqq Bloc, yang bersaing dengan Fatah dalam merangkul masa mahasiswa. Sejak masih belia, Khalid sudah tergabung dalam Islamic haqq Bloc, yang bersaing dengan Fatah dalam merangkul masa mahasiswa.

Tahun 1980, ia mendirikan Liga Islam Mahasiswa Palestina, yang merupakan bagian dari Ikhwan. Tahun 1980, ia mendirikan Liga Islam Mahasiswa Palestina, yang merupakan bagian dari Ikhwan. Tapi tidak lama, karena dibubarkan oleh pemerintah. Tapi tidak lama, karena dibubarkan oleh pemerintah. Namun, segera Khalid pun mendirikan Liga Islam Mahasiswa Palestina (al-Rabita al-Islamiyya li Talabat Filastin) tahun 1980. Namun, segera Khalid pun mendirikan Liga Islam Mahasiswa Palestina (al-Rabita al-Islamiyya li Talabat Filastin) tahun 1980.

Setelah lulus, antara tahun 1978 hingga1983, Khalid Misy'al mengajar di berbagai kampus di Kuwait. Setelah lulus, antara tahun 1978 hingga1983, Khalid Misy'al mengajar di berbagai kampus di Kuwait. Tahun 1983, gerakan Islam Palestina mengadakan pertemuan tertutup dan pesertanya berasal dari berbagai wilayah Palestina seperti Tepi Barat, Jalur Gaza, juga luar Palestina. Tahun 1983, gerakan Islam Palestina mengadakan pertemuan tertutup dan pesertanya berasal dari berbagai wilayah Palestina seperti Tepi Barat, Jalur Gaza, juga luar Palestina.

Pertemuan inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Hamas dan Khalid Misy'al adalah proyeksi masa depan kepemimpinan Hamas. Pertemuan inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Hamas dan Khalid Misy'al adalah proyeksi masa depan kepemimpinan Hamas. Setelah itu Khalid tinggal di Kuwait. Setelah itu Khalid tinggal di Kuwait. Ia menikah tahun 1981 dan dikarunia 7 orang anak. Ia menikah tahun 1981 dan dikarunia 7 orang anak.

Ketika Iraq menginvasi Kuwait, Khalid pindah ke Yordan dan mulai mencurahkan kosentrasinya secara penuh untuk Hamas. Ketika Irak menginvasi Kuwait, Khalid pindah ke Yordan dan mulai mencurahkan kosentrasinya secara penuh untuk Hamas. Ia kemudian menjadi ketua Biro Politik Hamas. Ia kemudian menjadi pemimpin Biro Politik Hamas. Dari sinilah, mungkin, bisa terjawab siapa di balik invasi Irak ke Kuwait dan apa motif sesungguhnya. Dari sinilah, mungkin, bisa terjawab siapa di balik invasi Irak ke Kuwait dan apa motif sesungguhnya.

Mossad, badan rahasia intelijen Israel, sudah lama mengincar Khalid Misy'al sebagai target operasi. Mossad, badan rahasia intelijen Israel sudah lama mengincar Khalid Misy'al sebagai target operasi. Pada 25 September 1997, Mossad, atas perintah Perdana menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya, mencoba melakukan pembunuhan terhadap Khalid. Pada 25 September 1997, Mossad, atas perintah Perdana menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya, mencoba melakukan pembunuhan terhadap Khalid.

Sepuluh agen Mossad yang paling terlatih ditugaskan untuk itu. Sepuluh agen Mossad yang paling terlatih ditugaskan untuk itu. Mereka menyamar sebagai turis Kanada dan memasuki Yordan dengan leluasa. Mereka menyamar sebagai turis Kanada dan memasuki Yordan dengan leluasa. Agen-agen Mossad ini sudah hampir dekat dengan sasarannya. Agen-agen Mossad ini sudah hampir dekat dengan sasarannya. Mereka bahkan sudah memasuki rumah Khalid Misy'al dan menyuntikan racun melalui leher Khalid ketika dia tidur. Mereka bahkan sudah memasuki rumah Khalid Misy'al dan menyuntikan racun dalam leher Khalid ketika dia tidur.

Setengah mati, setengah hidup. Setengah mati, setengah hidup. Seperti itulah kira-kira yang dirasakan Khalid Misy'al setelah syaraf di leher dekat telinganya disuntikkan gas racun. Seperti itulah kira-kira yang dirasakan Khalid Misy'al setelah syaraf di leher dekat telinganya disuntikkan gas racun. Walaupun dua agen berhasil ditaklukkan oleh satu orang pengawal Misy'al, tapi racun sudah terlanjur disuntikkan. Walaupun dua agen berhasil ditaklukkan oleh satu orang pengawal Misy'al, tapi racun sudah terlanjur disuntikkan.

Kedua agen Mossad yang dibekuk itu lalu ditukar dengan antidote (penawar racun), dan pembebasan Asy-Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Kedua agen Mossad yang Dibekuk itu lalu ditukar dengan antidote (penawar racun), dan pembebasan Asy Syahid Syaikh Ahmad Yassin.

Alih-alih berhasil membunuh Misy'al, Israel malah terpaksa melepas ulama mujahid besar itu dari hukuman penjara seumur hidup waktu itu. Alih-alih berhasil membunuh Misy'al, Israel malah terpaksa melepas ulama mujahid besar itu dari hukuman penjara seumur hidup waktu itu. Allaahu Akbar Allaahu Akbar

Di tahun 2004, seorang pemimpin tertinggi Hamas tewas diroket Israel dalam mobilnya. Di tahun 2004, seorang pemimpin tertinggi Hamas tewas diroket Israel dalam mobilnya. Dialah Abdul Aziz al-Rantisi. Dialah Abdul Aziz al-Rantisi. Dan sejak itu, Khalid Misy'al terpilih sebagai pengganti Rantisi untuk memimpin Hamas. Dan sejak itu, Khalid Misy'al terpilih sebagai pengganti Rantisi untuk memimpin Hamas.

Khalid Misy'al sangat kritis terhadap Yaser Arafat. Khalid Misy'al sangat kritis terhadap Yaser Arafat. Ia menolak ide gencatan senjata dengan Israel. Ia menolak ide gencatan senjata dengan Israel. Ia ditengarai sebagai kunci dari kebijakan Palestina. Ia ditengarai sebagai kunci dari kebijakan Palestina. Ketika Syeikh Ahmad Yassin dibunuh Israel tahun 2004, ia mengatakan, "Kami tak akan pernah melakukan gencatan senjata dengan Israel jika rakyat Palestina terus diperlakukan seperti ini oleh Israel." Ketika Syekh Ahmad Yassin dibunuh Israel tahun 2004, ia mengatakan, "Kami tak akan pernah melakukan gencatan senjata dengan Israel jika rakyat Palestina terus diperlakukan seperti ini oleh Israel."

Ketika Hamas menang pemilu sah di Palestina, Khalid mengatakan, "Kita semua harus menyatukan diri, dan segera menyatakan kemerdekan kita. Kita harus punya angkatan bersenjata yang bisa melindungi kita dari agresi Israel." Ketika Hamas menang pemilu sah di Palestina, Khalid mengatakan, "Kita semua harus menyatukan diri, dan segera menyatakan kemerdekannya kita. Kita harus punya angkatan bersenjata yang bisa melindungi kita dari agresi Israel."

Sebagai salah satu pemegang saham kemenangan Hamas dalam pemilu, Khalid Misy'al tidak mentang-mentang. Sebagai salah satu pemegang saham kemenangan Hamas dalam pemilu, Khalid Misy'al tidak mentang-mentang. Dia tidak seperti umumnya politisi yang minta dibalas dengan 'sanjungan' kekuasaan. Dia tidak seperti umumnya politisi yang minta dibalas dengan 'sanjungan' kekuasaan. Atau, mungkin 'proyek' kompensasi kekuasaan lain. Atau, mungkin 'proyek' kompensasi kekuasaan lain. Justru, Khalid memberi jalan bagi Ismail Haniyah untuk menjadi perdana menteri. Justru, Khalid memberi jalan bagi Ismail Haniyah untuk menjadi perdana menteri. Dan Khalid Misy'al kembali meneruskan kehidupannya di Suriah yang selalu di bawah bayang-bayang ancaman pembunuhan untuk konsisten memimpin organisasi jihad terbesar dewasa ini. Dan Khalid Misy'al kembali melanjutkan kehidupannya di Suriah yang selalu di bawah bayang-bayang ancaman pembunuhan untuk konsisten memimpin organisasi jihad terbesar dewasa ini.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia, Nezavisimaya Gazeta, tanggal 13 November 2006, Khalid Misy'al mengatakan bahwa Hamas akan sudi melakukan gencatan senjata dengan Israel jika Yahudi itu mau menghormati perbatasan Palestina yang sudah ada sebelum tahun 1967, dan Israel menarik diri dari wilayah Palestina. Dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia, Nezavisimaya Gazeta, tanggal 13 November 2006, Khalid Misy'al mengatakan bahwa Hamas akan sudi melakukan gencatan senjata dengan Israel jika Yahudi itu mau menghormati perbatasan Palestina yang sudah ada sebelum tahun 1967, dan Israel menarik diri dari wilayah Palestina . Sebuah syarat yang tidak mungkin akan disetujui Israel. Sebuah syarat yang tidak mungkin akan disetujui Israel.

September tahun 2008, Israel dan media Barat menyebarkan isu bahwa Khalid Misy'al tewas terbunuh di Damaskus, Suriah. September tahun 2008, Israel dan media Barat menyebarkan kiat bahwa Khalid Misy'al tewas terbunuh di Damaskus, Suriah. Hal ini langsung dibantah anggota Biro Politik Hamas, Muhammad Nazal. Hal ini langsung dibantah Anggota Biro Politik Hamas, Muhammad Nazal.

Intaian dan ancaman pembunuhan inilah yang menjadikan Khalid Misy'al tergolong orang yang tidak mudah untuk ditemui. Intaian dan ancaman pembunuhan inilah yang membuat Khalid Misy'al tergolong orang yang tidak mudah untuk ditemukan.

Selain konsistensinya, Khalid Misy'al juga dikenal begitu tawadhu. Selain konsistensinya, Khalid Misy'al juga dikenal begitu tawadhu. Ia tidak besar hati dalam memposisi dirinya di hadapan publik. Ia tidak besar hati dalam memposisi dirinya di hadapan publik. Ketika pada Muktamar Internasional di Damaskus November lalu, ada seorang peserta yang berdiri dan membacakan sebuah syair dalam bahasa Arab yang artinya, “Sesungguhnya Hamaslah pembawa panji jihad dan perlawanan yang sesungguhnya!” Ketika pada Muktamar Internasional di Damaskus November lalu, ada seorang peserta yang berdiri dan membacakan sebuah syair dalam bahasa Arab yang artinya, "Sesungguhnya Hamaslah pembawa panji jihad dan turnamen yang sesungguhnya!"

Di hadapan dua ribuan peserta muktamirin, Khalid Misy'al menyempatkan diri untuk menjawab syair itu, “Bukan cuma Hamas. Di hadapan dua ribuan peserta muktamirin, Khalid Misy'al menyempatkan diri untuk menjawab syair itu, "Bukan cuma Hamas. Hamas hanya bagian dari dunia Arab dan dunia Islam yang semuanya melakukan perlawanan.” Hamas hanya bagian dari dunia Arab dan dunia Islam yang semuanya melakukan pertandingan. "

Kepada faksi Fatah yang disebut oleh Khalid sebagai “saudara-saudaraku yang mulia”, dia menyampaikan bahwa persoalan yang penting bagi Hamas bukanlah Fatah. Kepada faksi Fatah yang disebut oleh Khalid sebagai "saudara-saudaraku yang mulia", dia menyampaikan bahwa persoalan yang penting bagi Hamas bukanlah Fatah. “Persoalan kita bersama adalah bagaimana memperbanyak orang baik yang akan bangkit membebaskan Al-Quds dan Palestina, darimanapun asal mereka,” tegas Khalid Misy'al penuh semangat. "Persoalan kita bersama adalah bagaimana memperbanyak orang baik yang akan bangkit membebaskan Al-Quds dan Palestina, darimanapun asal mereka," tegas Khalid Misy'al penuh semangat.

Pada muktamar itu, Khalid Misy'al menyampaikan gugatan kepada negara-negara sekitar Palestina. Pada muktamar itu, Khalid Misy'al menyampaikan gugatan kepada negara-negara sekitar Palestina. Dia mengajak negara-negara tersebut untuk selalu membantu perjuangan Islam di Palestina. Dia mengajak negara-negara tersebut untuk selalu membantu perjuangan Islam di Palestina.

“Jika boleh dianalogkan, maka kelak di Akhirat, rakyat Palestina akan mengadukan kepada Allah kenapa bangsa-bangsa tetangganya membiarkan mereka ditindas dan dizalimi oleh Israel yang dibantu Amerika dan Inggris,” tukas Khalid. "Jika dapat dianalogkan, maka kelak di Akhirat, rakyat Palestina akan mengadukan kepada Allah kenapa bangsa-bangsa tetangganya membiarkan mereka ditindas dan dizalimi oleh Israel yang dibantu Amerika dan Inggris," tukas Khalid.

Kapal-kapal kecil dari laut yang jauh, dari Inggris dan Cyprus telah dengan berani menerobos blokade Zionis Israel dan masuk ke Gaza. Kapal-kapal kecil dari laut yang jauh, dari Inggris dan Siprus telah dengan berani menerobos blokade Zionis Israel dan masuk ke Gaza.

“Kenapa sampai hari ini tidak ada satu kapal pun yang berasal dari negara-negara tetangga Palestina menolong rakyat Palestina?” tanya Khalid Misy'al. "Kenapa sampai hari ini tidak ada satu kapal pun yang berasal dari negara-negara tetangga Palestina menolong rakyat Palestina?" Tanya Khalid Misy'al.

Dalam empat bulan terakhir, sudah ada tiga kapal misi perdamaian yang berhasil menembus blokade laut Israel sampai berhasil merapat di pelabuhan Gaza. Dalam empat bulan terakhir, sudah ada tiga kapal misi perdamaian yang berhasil menembus blokade laut Israel sampai berhasil merapat di pelabuhan Gaza.

Khalid Misy'al juga mengajak seluruh rakyat Palestina mempertanyakan, kenapa dalam berbagai perundingan yang di dalamnya terlibat Amerika, Israel dan Otoritas Palestina, “tidak pernah sekalipun dibicarakan mengenai Hak Kembali ke Palestina bagi bangsa yang sedang terjajah dan terusir ini?” Khalid Misy'al juga mengajak seluruh rakyat Palestina mempertanyakan, kenapa dalam berbagai negosiasi yang di dalamnya terlibat Amerika, Israel dan Otoritas Palestina, "tidak pernah sekalipun dibicarakan mengenai Hak Kembali ke Palestina bagi bangsa yang sedang terjajah dan terusir ini?"

Ajakan itu disampaikan dalam pidatonya di depan Muktamar Internasional untuk Hak Kembali ke Palestina. Ajakan itu disampaikan dalam pidatonya di depan Muktamar Internasional untuk Hak Kembali ke Palestina.

Menurut Khalid, jika benar perundingan-perundingan itu dilakukan untuk kepentingan dan kesejahteraan bangsa Palestina, hal pertama yang harus dibicarakan adalah Hak Kembali. Menurut Khalid, jika benar negosiasi-negosiasi itu dilakukan untuk kepentingan dan kesejahteraan bangsa Palestina, hal pertama yang harus dibicarakan adalah Hak Kembali.

Kini, jihad sedang berkobar di Gaza, Palestina. Kini, jihad sedang berkobar di Gaza, Palestina. Dan, Hamas telah berhasil membuktikan bahwa Amerika dan Israel tak lebih dari sebuah bangsa yang pengecut, tidak seperti yang selama ini digembar-gemborkan media massa mereka. Dan, Hamas telah berhasil membuktikan bahwa Amerika dan Israel tak lebih dari sebuah bangsa yang pengecut, tidak seperti yang selama ini digembar-gemborkan media massa mereka.
READ MORE - Khalid Misyal

Dr Umar Abdurrahman


Nama lengkapnya adalah Umar bin Ahmad bin Ali bin Abdurrohman. Dengan nama kunyah Abu Muhammad. Lahir pada tanggal 3 Mei 1938 M di distrik jamaliyah, pusat kota Daqhaliyah, Mesir. Dr Umar Abdurrohman di uji oleh ALLOH ta`ala dengan rusaknya kedua penglihatannya, ketika beliau masih bayi atau sekitar berumur sepuluh bulan.



Beliau mendapat pelajaran dasar agama di Ma`had An Nur-Thanta, sejak usia lima tahun. Dari sanalah beliau memperoleh ijazah pendidikan dasar dari Madrosah ibtida`iyah Al Azhar.

Dr Umar Abdurrohman berhasil menyelesaikan program tahfizh Al Qur`an pada usia sebelas tahun. Kemudian dilanjutkan masuk Ma`had Al Manshuroh. Dari sanalah beliau berhasil menyelesaikan pendidikan menengah dari Madrosah Tsanawiyah Al Azhar pada tahun 1960 M.

Melanjutkan studi pendidikan tinggi di Jurusan Tafsir dan Hadist, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al Azhar, Kairo-Mesir. Serta berhasil memperoleh ijazah Aliyah dengan nilai mumtaz dari tahun 1965 M.

Ditetapkan sebagai Imam dan Khotib di Kementrian Wakaf (Departemen Agama), dan hal tersebut terjadi sebelum beliau lulus dari universitas, yaitu mulai tahun 1964 hingga 1968 M.

Menempuh studi tingkatan spesialis (Magister) di perguruan tinggi dan program yang sama pada tahun 1967 M, dengan nilai jayyid jiddan, dengan judul thesis “Asyrul Hurum”, dan akhirnya ditetetapkan sebagai Dewan Fakultas Ushuluddin pada tahun 1968 M.

Dr Umar Abdurrohman juga meneruskan tugasnya sebagai seorang da`i dengan berkhutbat di masjid-masjid di Kota Fayyum dan desa-desa sekitarnya. Keberaniannya menyuarakan kebenaran menyebabkan kemarahan pihak intelijen Mesir. Akhirnya beliaupun di cekal dan mendapatkan sanksi tahanan rumah pada tahun 1969 M.

Setelah tujuh bulan, Dr Umar Abdurrohman dikembalikan ke tempat tugasnya, akan tetapi kali ini beliau ditempatkan dibagian administrasi, untuk mwnjauhkan beliau dari mahasiswa dan masyarakat. Beliau ditempatkan di bagian Tata Usaha Universitas Al Azhar tanpa pekerjaan, dan inilah yang dimaksud dengan pekerjaan administrasi.

Dr Umar Abdurrohman ditahan pada Oktober 1970 M karena fatwanya yang diumumkan di atas mimbar salah satu masjid di Fayyun, yang menjelaskan: Tidak boleh mensholatkan jenazah Presiden Gamal Abdul Naser, Beliaupun si masukan dalam penjara selama delapan bulan di sel nomor 24.

Setelah keluar dari tahanan, Dr Umar Abdurrohman dipindahtugaskan unutk mengajar di Ma`had Agama, Fayyun. Kemudian dipindahkan lagi ke Ma`had Agama di Manya.

Pada tahun 1972 M, Fakultas Ushuludin menganugerahkan gelar internasional doktor dengan tingkatan utama. Meskipun memperoleh gelar doktor, namun pihak penyelidik melarang beliau untuk ditetapkan sebagai pengajar di universitas selama setahun penuh.

Akhirnya Dr Umar Abdurrohman ditetapkan sebagai guru besar pada jurusan Da`wah dan Bimbingan Masyarakat pada Fakultas Ushuluddin di Asyuth pada tahun 1973 M. Kemudian dipindahkan kejurusan tafsir di fakultas yang sama sebagai asisten dosen pada tahun 1975 M.

Kemudian diperbantukan untuk mengajar di Saudi pada tahun 1977 M. Dr Umar Abdurrohman berhenti dari tugas sebagai tenaga bantuan setelah mereka menolak beliau untuk berda`wah dan berkhutbah. Beliau kembali ke Mesir dan mengajar kembali di Fakultas Ushuluddin di Universitas Asyuth.

Dr Umar Abdurrohman selalu menjelajah kota-kota dan desa-desa di Mesir sebagai Khotib, juru da`wah, pengajar dan pendidik, sampai keluar ketetapan pemerintah Mesir untuk menangkap beliau bersama dengan orang-orang lain yang dituduh, untuk dijaga ketat pada September 1981 M.

Kemudian Dr Umar Abdurrohman kabur dan bersembunyi hingga habis masa tahanannya setelah tebunuhnya Anwar Sadat. Beliau pernah diajukan ke pengadilan sebanyak dua kali dan dua kali pula dituntut hukuman mati. Dan beberapa tuduhan yang dialamatkan pada beliau di antara lain adalah:

Memimpin Jama`ah Islamiyah dan jaringan yang bertanggungjawab atas berbagai peristiwa makar yang terjadi pada tahun 1981 M
Urusan pertanggungjawaban fatwa jama`ah
Menfatwakan pengkafiran Anwar Sadat.
Alloh ta`ala telah memuliakan dengan dua kali pembebasanya dalam dua kali pesidangan dan keluar dari penjara Liman Thuroh pada tahun 1984 M. Ditangkap kembali pada bulan Juli 1985 M dengan tuduhan pembentukan kembali Jama`ah Islamiyah untuk yang keduakalinya.

Tekanan politik yang ada membuat Dr Umar Abdurrohman berangkat berda`wah ke Amerika Serikat pada sekitar awal tahu 1990 M, dan kemudian ditangkap dan dipenjarakan oleh Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSC) pada tahun 1994 M, dengan tuduhan:

Terlibat peledakan Gedung WTC yang pertama
Terlibat dalam rencana perang kota di Amerika Serikat
Memimpin organisasi teroris
Sampai hari ini Dr Umar Abdurrohman belum dibebaskan dan mengalami berbagai penyiksaan yang dilakukan oleh kafir Amerika.

Dr Umar Abdurrohman meiliki sejumlah karya tulis di antaranya adalah:

Tafsir Suroh Al Najm
Tafsir Suroh Al Qomar
Tafsir Suroh Ar Rohmaan
Kalimatul Haq
(Perkataan yang Benar)
Risaalah fie Tafsir Ayaatil Hakimiyyah
(Tafsir Ayat-Ayat Kehakiman)
Al Asyhur Al Hurum
Mauqiful Qur`aan min A`daaihi: Min Suroh At Taubah
(Kedudukn Al Qur`an Terhadap Musuh-Musuhnya: Studi Suroh At Taubah)
Ashnaaful Hukkaam
(Topologi Penguasa Menurut Islam).
READ MORE - Dr Umar Abdurrahman

Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz


Nama lengkapnya adalah Sayyid Imam bin Abdul Aziz Imam Asy Syarif. Bisa juga dipanggil dengan sebutan Dr Fadhel, namun lebih populer dengan nama Syaikh Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz. Lahir pada Agustus 1950 di kota Bani Suwaif, Mesir Selatan. Menuntut ilmu dan menghafal Al Qur`an sejak kecil serta mulai menulis buku sejak awal usia mudanya.



Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kairo tahun 1974 M dengan meraih predikat Mumtaz (cum laude). Setelah lulus ia sempat bekerja sebagai Wakil Kepala Bagian Operasi pada Jurusan Spesialis Mata di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo.

Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz mulai menjadi buron pemerintahan Mesir pasca terbunuhnya Anwar Sadat pada tahun 1981 M, namun ia berhasil meloloskan diri keluar dari Mesir. Kemudian Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz bekerja sebagai direktur sebuah rumah sakit milik Bulan Sabit Merah Kuwait di Kota Peshawaar, Pakistan. Dengan dibantu oleh Dr Aiman Azh Zhawahiri. Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz menikah dengan seorang wanita Palestina dan dikarunia empat orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Di Pakistan itulah Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz sempat meraih gelar doktor dibidang bedah disalah satu universitas di sana.

Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz kemudian meninggalkan Pakistan dalam rangka menghindari kejaran pihak intelijen. Pada saat bersamaan terjadi penangkapan terhadap orang-orang Aron di daerah Peshawar pada tahun 1993 M. Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz kemudian menuju Sudan.

Beliau sempat tinggal di Yaman pada saat akhir perang saudara antara Yaman Utara dengan Yaman Selatan dan kemudian bekerja di Rumah Sakit Ats Tsaurah Al `Aamm di Kota Ib sebelah selatan Ibukota Shan`a, sebagai sukarelawan. Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz sempat menikahi seorang wanita dari daerah tesebut, dan kemudian dikaruniai satu orang anak perempuan. Selanjutnya Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz bekerja di sebuah Rumah Sakit Spesialis Daar Asy Syifaa.

Pada bulan April 1999 M, Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz divonis penjara seumur hidup dalam kasus “orang-orang yang kembali dari Albania”, padahal beliau sama sekali tidak pernah pergi ke sana. Setelah peristiwa 11 September 2001 M, pada tanggal 28 Oktober 2001 M, beliau ditangkap oleh pemerintahan thoghut Yaman. Selanjutnya beliau dipenjara di rumah tahanan poliyik yang berada di Shan`a selama 2 tahun 5 bulan.

Terakhir Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz di ekstradisi ke Mesir yaitu pada tanggal 28 februari 2004 M, oleh pemerintah Mesir. Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz dan sejumlah kawan seperjuangannya dipenjara dan ada pula yang divonis hukuman mati.
Dr Abdul Qodir bin Abdul Aziz memiliki sejumlah karya tulis diantaranya:

1. Faidhul Karimil Mannaan min Ahammi Furuudhul A`yaan
(Mendukung [kontradiksi] antara Tauhid dengan Jihad Sebagai Prioritas Yang Paling Penting)
2. Al Jaami` fie Tholabil `Ilmisy Syariif
(Kelengkapan dalam Menuntut Ilmu Syar`ie)
3. Al `Umdah fie I`daadil `Uddah
(Bekal dalam Mempersiapkan Kemampuan)
4. Da`watut Tauhid
(Da`wah Tauhid)
5. Al Hujjah fie Ahkami Millatil Islamiyyah
(Hujah dan Kedudukannya dalam Hukum Islam)
6. Hadzaa Bayaan Lin Naas: Al Irhaabu minal Islaam
(Penjelasan Bahwa Teror adalah Bagian dari Islam)



http://www.arrahmah.com
The State of islamic Media
READ MORE - Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz

Syaikh Mujahid Abu Mus’ab Az Zarqawi


Pada suatu sore dengan angin keras dan dingin pada bulan Desember 1989, Huthaifa Azzam, putra belasan tahun dari mujahidin pemimpin Jordanian-Palestina dari cerita Syekh Abdullah Azzam, pergi ke pelabuhan udara di Peshawar, Pakistan, untuk menyambut suatu kelompok pemuda-pemuda. Semua adalah calon baru, sebagian besar dari Jordan, dan mereka telah datang untuk berjuang di Afghanistan. Huthaifa menyambut mereka, dan nampak dengan susah di battle-ready membentuk. Beberapa adalah para siswa, yang lain profesor dan syekh. Salah satu mereka akan membuktikan mengingat kembali manusia berharga nama Ahmad Fadhil Nazzal al-Khalaylah. Kemudian, ia akan dikenal di bawah nama Abu Musab al-Zarqawi.

Huthaifa Azzam penghubung dua dunia. Ia pertama memasuki pertempuran pada umur lima belas, memberantas Soviet di Afghanistan dengan bapaknya dan bersama Osama dimuati; tiga tahun kemudian, pada Desember Malam itu di Peshawar pelabuhan udara, ia jumpa al-Zarqawi untuk pertama kali. Dua Azzam dan telah memberantas Soviet yang pada awal hari jihad; al-Zarqawi akan berjuang di tahap detik peperangan, setelah Soviet telah mencabut. Kedua-Duanya Huthaifa Azzam dan al-Zarqawi akan secepatnya meninggalkan Afghanistan untuk mengejar dua hidup sangat berbeda, tetapi jalan mereka akan sekali lagi berjalan atas medan perang jihad di Iraq, setelah invasi USA 2003.

Azzam sekarang hidup di ibukota Jordanian, Amman, di mana ia bekerja pada suatu doctorate di literatur Mengenai Arab klasik, tetapi ia pindah;gerakkan secara rutin antar[a] Jordan dan Iraq. Aku minta Azzam jika ia mengenal siapa membiayai aktivitas al-Zarqawi’s di Iraq. Ia pikir sebentar, dan kemudian menjawab tanpa menjawab,” Pada ketika jihad, kamu dapat mendapatkan sejumlah uang banyak dengan suatu percakapan telepon sederhana. Aku sendiri sekali ketika mengumpulkan tiga juta dolar, bapak ku yang telah mengatur dengan panggilan tunggal.” ” Suatu transfer bank?” Aku minta. ” Tidak ada. Aku mengumpulkannya atas sepeda motor ku. Aku di dalam Syria ketika peperangan di Iraq mulai,” ia terus. ” Orang-Orang sedang tiba di dalam memandu semua orang ingin pergi ke Iraq untuk melawan Orang Amerika. Aku ingat satu orang yang datang dan dikatakan ia adalah yang terlalu tua untuk berjuang/ berkelahi, tetapi ia memberi perekrut $ 200,000 dengan uang tunai. ’ Beri ia/nya kepada mujahideen,’ adalah semua ia berkata.”

Ia kemudian menceritakan [kepada] aku sekitar seorang anak laki-laki muda [yang] ia telah jumpa pada awal hari [menyangkut] peperangan. ” Ia adalah dari Saudi Arabia dan baru saja memutar tigabelas. Aku mencatat dia di (dalam) kerumunan pada suatu perekrutan pusat dekat Syrian-Iraqi perbatasan. Orang-Orang akan datang dan mendaftarkan pagi-pagi, kemudian menyeberang perbatasan di (dalam) sore oleh bus. Aku pertama lihat dia di meja tulis pendaftaran. Perekrut menolak untuk mengambil dia sebab ia menjadi sangat muda, dan ia memulai untuk menangis/berteriak. Aku kembali kemudian (dalam) hari, dan orang [yang] kecil sama ini mempunyai sneaked di dalam [itu] bus. Ketika mereka menemukan dia, ia memulai ke sorak Allahu Akhbar! Mereka memenangkan dia batal/mulai. Ia mempunyai $ 12,000 di (dalam) pocket-expense uang nya keluarga nya telah memberi dia [sebelum/di depan] ia memasang. ’ Ambil ia/nya semua,’ ia membela. ’ Tolong, biarkan saja aku lakukan jihad.’”

Abu Musab al-Zarqawi, [yang] hampir tidak empatpuluh, suatu Badui dari Bani Hassan suku bangsa, adalah sampai baru-baru ini hampir yang tak dikenal (di) luar Jordan asli nya. Kemudian, pada [atas] Pebruari 5, 2003, Sekretaris Status Colin Powell yang catapulted dia ke langkah dunia. Di (dalam) alamat nya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat kasus untuk peperangan di (dalam) Iraq, Powell [yang] dengan sembarangan mengenali al-Zarqawi [sebagai/ketika] mata rantai yang rumit antar[a] al-Qaeda dan Saddam rejim Hussein’S. [Yang] sesudah itu, al-Zarqawi menjadi suatu figur terkemuka di (dalam) insurgency di (dalam) Iraq.

Al-Zarqawi dilahirkan ke dalam suatu keluarga besar di (dalam) kota industri Zarqa dari yang (mana) ia mengambil nama baru nya. Beberapa administrasi semak Pejabat [memanggil/hubungi] dia suatu Jordanian-Palestinian, tetapi sesungguhnya ia datang dari salah satu [dari] Pertengahan [yang] badui [yang] paling berpengaruh Timur Suku bangsa. Ia adalah sering melaporkan mati, hanya untuk naik lagi. Zarqa adalah suatu kota industri sekitar 850,000 orang-orang, suatu menelentang pabrik-pabrik, bidang terbuka, dan debu. Twenty-Five miles untuk timur laut Amman, adalah kota besar third-largest Jordan. Bertahun-Tahun [itu] telah (menjadi) suatu magnit untuk Mujahedin. Bersama dengan kota besar Irbid dan Garam, [itu] telah mengirim yang paling besar jumlah sukarelawan Jordanian untuk berjuang/ berkelahi luar negeri, pertama di (dalam) Afghanistan dan sekarang di (dalam) Iraq. Al-Zarqawi dilahirkan dan diangkat di (dalam) al-Masoum lingkungan [dari;ttg] kota besar tua Zarqa’S, yang (mana) menelentang sedikit banyak(nya) secara sembrono ke dalam al-Ruseifah pengungsi Palestinian berkemah. ( Lebih dari 60 persen [dari;ttg] penduduk/penghuni juta 5.9 Jordan adalah Palestinian, seperti adalah sekitar 80 persen [menyangkut] penduduk/penghuni tempo dulu; purbakala Zarqa.)

Al-Zarqawi menjaga suatu rumah pada [atas] suatu jalan setapak ketenangan di (dalam) Zarqa. Adalah tak dapat dibedakan dari nya neighbors-a two-story plester semen putih [yang] membangun dikepung oleh suatu dinding whitewashed. Rumah kosong; para saudari al-Zarqawi’s, [yang] masih tinggal di Zarqa, datang dengan untuk memelihara itu. Sependapat menunjuk aku mengerling ke arah suatu jendela, yang (mana) adalah [yang] sedikit terbuka sedikit. Yang pertama untuk isteri dua al-Zarqawi’s telah [tinggal/hidup] di rumah sampai baru-baru ini. Dia adalah kemenakan nya, yang ia telah menikah ketika ia adalah twenty-two. Mereka mempunyai empat anak-anak, dua anak-anak lelaki dan dua anak-anak perempuan. Tetapi tidak dulu kala, al-Zarqawi telah mengirim seorang manusia yang tak dikenal untuk [memandu;mengemudi] [mereka/nya] ke seberang perbatasan untuk dengan dia di (dalam) Iraq. detik/second nya Isteri, suatu Jordanian-Palestinian yang ia telah menikah di (dalam) Afghanistan, dan dengan yang ia mempunyai seorang putra, dilaporkan untuk;menjadi dengan dia di (dalam) Iraq juga. Ibu Al-Zarqawi’s, Omm Sayel, yang ia adored-and [yang] telah menempuh perjalanan ke Peshawar dengan dia ketika ia bergabung yang jihad-died leukemia di (dalam) 2004; walaupun ia menjadi manusia [yang] yang paling diinginkan di (dalam) Jordan pada ketika kematian nya, al-Zarqawi kembali ke Zarqa dalam penyamaran untuk menghadiri pemakaman nya.

Zarqa nampak seperti kota nya. Tiga anak-anak lelaki sedikit/kecil dengan seringai besar pada [atas] muka [yang] kecil mereka menyiarkan tanda kemenangan. Suatu ayah/suami [yang] berlari [menjalankan] suatu toko bahan makanan lokal meminta dengan tegas pada [atas] habis minuman tanpa alkohol dan kentang cuma-cuma memotong [bagi/kepada] manapun Mujahid yang kembali dari Iraq atau Afghanistan. Al-Zarqawi, di (dalam) 1989, pada umur twenty-three, telah menempuh perjalanan ke Afghanistan. Adalah menjadi pertama kali [yang] ia telah pernah ke luar dari Jordan, dan untuk dia [itu] meng/berubah segalanya.

Salah al-Hami, suatu Jordanian pendaratan Palestinian, adalah ipar al-Zarqawi’s dan salah satu nya terdekat para teman di (dalam) Zarqa. Ia dan al-Zarqawi telah jumpa di (dalam) Afghanistan selama korset [yang] pertama al-Zarqawi’s [di/ke] sana, dari 1989 [bagi/kepada] 1993. Al-Zarqawi didasarkan pada awalnya di (dalam) kota perbatasan Khost, yang (mana), setelah kedua-duanya Orang Amerika dan Soviet telah meninggalkan Afghanistan, menjadi lokasi [dari;ttg] keras dan dengan berat mengadakan perlombaan pertempuran antar[a] mujahideen dan Pro-Soviet Najibullah rejim. Di permulaan, al-Zarqawi belum suatu pejuang tetapi telah mencoba tangan nya pada menjadi wartawan. Ia telah bekerja sebagai suatu wartawan untuk suatu jihadist majalah/gudang senjata kecil, Al Al-Bonian Marsous, [selagi/sedang] al-Hami adalah suatu wartawan/penulis surat untuk Al-Jihad majalah/gudang senjata, yang mana mujahideen diterbitkan di (dalam) Peshawar. Akan tetapi suatu hari al-Hami menginjak suatu ranjau darat dan hilang salah satu kaki nya. Adalah selama kunjungan al-Zarqawi’s kepada rumah sakit yang ia dan al-Hami menjadi sahabat karib. Suatu hari di (dalam) rumah sakit [itu], al-Hami telah menyatakan [menyangkut] ketidakmungkinan pernah mempunyai;nikmati suatu keluarga atau seorang isteri. ” Seorang manusia berkaki satu?” al-Hami secara melaporkan berkata kepada al-Zarqawi. ” [Yang] akan ingin menikah dia?” Di (dalam) tanggapan al-Zarqawi menawarkan dia tangan salah satu para saudari nya, dan al-Hami menyetujui. Demikian juga saudari, dan keduanya dinikahi di (dalam) Peshawar, di (dalam) suatu upacara yang diketuai oleh al-Zarqawi, [yang] bapak siapa telah meninggal ketika ia muda. Video dari resepsi menjadi satu-satunya ukuran panjang al-Zarqawi [yang] dibuktikan keasliannya pernah didepan umum seen-until April ini, ketika, untuk pertama kali, al-Zarqawi melepaskan siaran ulang tv dari video. Yang lain [sen]dirinya Al-Hami gerak ke Zarqa ketika ia kembali dari Afghanistan. Selama beberapa tahun sekarang ia telah memelihara keluarga al-Zarqawi’s, seperti halnya [milik]nya, [selagi/sedang] ipar nya menempuh perjalanan pada [atas] suatu alur yang mengambil dia ke penjara, kembali ke Afghanistan, kemudian ke Iran, Kurdistan utara, dan, [yang] akhirnya, Iraq.

” Ia adalah suatu orang biasa, suatu pejuang biasa, dan tidak benar-benar menciri [sen]dirinya,” Huthaifa Azzam berkata pertama kali al-Zarqawi’s di (dalam) Afghanistan. ” Ia adalah suatu orang ketenangan [yang] tidak berbicara banyak. Tetapi ia berani. Zarqawi tidak mengetahui arti dari ketakutan. Ia adalah terluka lima atau enam kali di (dalam) Afghanistan dan Iraq. Ia nampak ke dengan sengaja menempatkan [sen]dirinya pada pertengahan situasi [yang] yang paling berbahaya. Ia berkelahi di (dalam) pertempuran Khost dan Kardez dan, di (dalam) April 1992, menyaksikan pembebasan Kabul oleh mujahideen [itu]. Banyak Arabs adalah pemimpin agung selama tahun itu. Zarqawi bukanlah. Ia juga bukan [yang] sangat religius selama waktu itu. Sesungguhnya, ia telah saja ’ yang dikembalikan’ ke Islam Tiga bulan [sebelum/di depan] datang Afghanistan.”

Abu Muntassir Bilah Muhammad adalah Mujahid yang lain [yang] membelanjakan waktu yang berkelahi di (dalam) Afghanistan [yang] dan siapa yang akan di;jadi;kan kemudiannya salah satu [dari] asisten pendiri [dari;ttg] Jihad kelompok pertama al-Zarqawi’s. Zarqawi tiba di (dalam) Afghanistan, melatih dan berkelahi dan ia kembali ke Jordan dengan ambisi dan mimpi: untuk membawa ideologi jihad. ambisi [yang] Pertama nya akan ubah Jordan, untuk menyediakan suatu orang islam ortodoks Status. Zarqawi kembali ke Jordan dengan newfound rasa hormat. Dengan tujuan; dengan harapan masa depan [itu], al-Zarqawi juga menggunakan jihad tahun untuk mulai proses dalam menanami persahabatan yang akan secepatnya mendorong kearah pembentukan suatu internasional mendukung jaringan. ” [Yang] terutama sekali ketika ia adalah di (dalam) Khost, persahabatan [yang] utama nya ada bersama Saudi Mujahedin dan (orang) yang lain dari Teluk [itu],” Huthaifa Azzam berkata.

Tetapi barangkali sepenting seperti yang lain-lain, adalah di (dalam) Afghanistan bahwa al-Zarqawi diperkenalkan ke Syekh Abu Muhammad Al-Maqdisi ( Isam Muhammad Tahir al-Barqawi), suatu Salafist sarjana dipuja-puja [yang] telah gerak ke Zarqa mengikuti pengusiran massa Palestinians dari Kuwait sebagai akibatnya [menyangkut] Teluk Perang. Dari tahun ke tahun, al-Maqdisi memeluk Wahhabism Saudi Arabia, dan pada awal 1980s ia menerbitkan Syahadat Abraham, sumber pengajaran [yang] paling utama yang tunggal untuk [itu] Salafis di seluruh bumi. Al-Maqdisi akan menjadi penasihat [yang] ideologis al-Zarqawi’s dan pengaruh [yang] paling dalam.

Al-Zarqawi dan al-Maqdisi meninggalkan Afghanistan di (dalam) 1993 dan kembali ke Jordan. Mereka menemukan ia/nya banyak diubah. Di (dalam) ketidakhadiran mereka [adalah] Jordanians dan Israelis telah mulai negosiasi yang akan mendorong kearah menandatangani suatu perjanjian damai di (dalam) 1994; Palestinians telah menandatangani Oslo Setujui 1993; dan Iraqis telah hilang Teluk Peperangan. Pengangguran adalah atas tajam, hasil suatu pengarah privatisasi disetujui dengan Dana Moneter Internasional, dan Jordanians terhalang dan marah. Orang Islam [Itu] Brotherhood-The [yang] kerajaan hanya oposisi sehat kekuatan politis, yang (mana) telah menyetujui mendukung Raja Hussein sebagai pertukaran dengan yang sedang diijinkan untuk mengambil bagian di (dalam) publik dan tidak mampu life-appeared bersifat parlementaer- untuk mengatasi [itu] peningkatan kekecewaan. orang islam ortodoks Kelompok telah oleh karena itu mulai untuk nampak, menyusun sebagian besar manusia [laki-laki] [yang] telah berkelahi di (dalam) Afghan jihad, dan siapa yang berpedoman kepada Orang Islam Persaudaraan yang tadinya co-opted oleh status.

Setelah keduanya manusia [laki-laki] kembali[kan rumah, al-Maqdisi berwisata kerajaan dan al-Zarqawi mencari-cari Abu Muntassir, [yang] telah memperoleh suatu kedudukan di (dalam) Jordan. ” Kita berbicara banyak, (di) atas dua hari,” Abu Muntassir berkata. ” Ia masih cantik banyak suatu orang baru, tetapi [yang] sangat rela, sangat mampu, dan tekun/tajam untuk belajar sekitar Islam. Aku sedang mengajar geografi pada ketika di (dalam) suatu sekolah pemerintah, maka adalah gampang untuk aku untuk memberi pengajaran Islam juga. Setelah sekali waktu, Zarqawi [minta;tanya] aku yang akan bekerja bersama dia di (dalam) suatu Islam Kelompok; al-Maqdisi telah diatas kapal. Gagasan ada di sana, tetapi [itu] tidak tidak punya kepemimpinan dan nama. pertama Kita [memanggil/hubungi] ia/nya al-Tawhid, kemudian meng/berubah nama ke Bayat al-Imam. Kita adalah kecil tetapi enthusiastic-a dosin atau kira-kira segitu manusia [laki-laki]. Sasaran pokok [kita/kami], tentu saja, akan merobohkan kerajaan dan menetapkan suatu Islam Pemerintah.”

Al-Maqdisi memberi al-Zarqawi tujuh granat [yang] ia telah menyelundupkan ke dalam Jordan, dan al-Zarqawi sembunyi[kan] [mereka/nya] di (dalam) gudang di bawah tanah [dari;ttg] rumah keluarga nya. Al-Maqdisi telah di bawah pengawasan oleh badan penyelidik Jordan oleh waktu itu, oleh karena ketenaran bertumbuh nya. Granat dengan cepat ditemukan, dan dua manusia [laki-laki], bersama dengan sejumlah pengikut mereka, menemukan diri mereka untuk pertama kali [sebelum/di depan] suatu keamanan status meramahi. Hakim/Wasit menghukum dia dan al-Maqdisi pemilikan senjata tidak sah dan kepunyaan suatu organisasi dikutuk. Di (dalam) 1994, al-Zarqawi dihukum untuk lima belas tahun dalam penjara. Swaqa penjara duduk dalam selatan tepi padang pasir, enampuluh miles selatan Amman, dan tahanan politik nya, kedua-duanya Orang islam ortodoks dan secular, dipondokkan di (dalam) empat sayap. Nurut narapidana peserta [dari;ttg] nya, gol [yang] utama al-Zarqawi’s akan merekrut narapidana lain dan menghafal Quran [itu]. Ia adalah buritan, tabah, dan tak kenal henti pada [atas] apapun yang ia dianggap sebagai suatu pelanggaran [dari;ttg] aturan nya dan ia adalah sering melihat di halaman penjara [yang] menangis [seperti/ kala] ia membaca Quran [itu]. Ia mengenakan shalwar kameez dan suatu rolled-brim, pakaian wool Pashtun kopiah. Ia menarik banyak calon; beberapa dihubungkan dia ke luar dari dayatarik, (orang) yang lain ke luar dari kecurigaan. Dalam waktu singkat, ia telah mengorganisir hidup penjara pada Swaqa di bawah perintah nya.

Kapan Abu Rumman masuk Swaqa, al-Zarqawi adalah di (dalam) pengasingan [yang] mengikuti suatu pertengkaran penjara. ” [Itu] cukup luar biasa,” Abu Rumman dikatakan. ” pandangan sekilas Zarqawi [yang] Pertama ku adalah ketika ia dilepaskan. Ia kembali ke bangsal sebagai pahlawan yang dikepung oleh [milik]nya bodyguards. Semua orang mulai ke sorak: Allahu Akhbar! Dengan waktu itu Zarqawi telah mempertimbangkan ’ emir’.” Di (dalam) 1998, tiga atau sebanyak empat dari bidang al-Zarqawi’s ditempatkan/diposkan pada [atas] Internet [itu]. Segera mereka datang ke[pada] perhatian Osama bak/peti Dimuati, di (dalam) Afghanistan. Adalah menjadi pertama kali [yang] ia telah pernah mendengar tentang al-Zarqawi. Pada bulan Mei [menyangkut] tahun berikut, Raja Jordan Abdullah [YANG] II-NEWLY mentahtakan setelah kematian [dari;ttg] bapak nya, Raja Yang Hussein-declared suatu pengampunan umum, dan al-Zarqawi bebas dari Swaqa. Ia telah buat penggunaan [yang] efektif [dari;ttg] waktu nya [di/ke] sana; ia telah memperluas jangkauan nya dan pendekatan nya.

Setelah mengembalikan untuk beberapa bulan ke Zarqa, al-Zarqawi meninggalkan lagi dan menempuh perjalanan ke Pakistan. Ia tiba bearing/tegas suatu surat perkenalan dari Abu Kutaiba al-Urduni, salah satu para pemimpin [yang] paling penting Jordan sepanjang jihad di (dalam) Afghanistan. Al-Urduni tadinya suatu wakil kunci to-and [adalah] perekrut pemimpin di dalam jordan For-Sheikh Abdullah Azzam, Huthaifa bapak Azzam’S. ( Setelah bekerja untuk tahun di (dalam) Peshawar [sebagai/ketika] pemimpin dari Melayani Kantor, atau Maktab al-Khidmat, syekh telah menjadi figur yang sangat penting di (dalam) perekrutan sukarelawan [yang] Yang Pan-Islamic untuk jihad.) Surat Al-Urduni’s menjadi pengesahan yang pertama bahwa al-Zarqawi telah menerima dari figure-and [yang] senior seperti itu [adalah] surat menunjukkan Osama bak/peti Dimuati. Pada bulan Desember 1999, al-Zarqawi menyeberang perbatasan ke dalam Afghanistan, dan kemudiannya yang bulan [yang] ia dan bak/peti Yang dimuati dijumpai di Pemerintah Pesanggrahan di (dalam) kota besar selatan Kandahar, tidak facto [modal/ibukota] [menyangkut] Taliban.

Setelah beberapa debat di dalam al-Qaeda, [itu] disetujui al-Zarqawi itu akan diberi $ 5,000 untuk menyediakan pelatihan [milik]nya berkemah di luar Afghan kota besar Herat barat itu, dekat perbatasan Yang berhungan dengan Iran [itu]. Di (dalam) awal 2000, dengan selusin atau kira-kira segitu pengikut [yang] telah tiba dari Peshawar dan Amman, al-Zarqawi memperkenalkan untuk padang pasir [yang] yang barat yang melingkari Herat untuk membangun suatu angkatan perang yang ia bisa mengekspor ke di manapun di dunia. Al-Adel membayar bulanan mengunjungi ke pelatihan al-Zarqawi’s berkemah; kemudian, pada [atas] web nya Lokasi, ia akan tulis bahwa ia kagum tentang apa ia lihat [di/ke] sana. Banyaknya pejuang al-Zarqawi’s berlipat dari dosin ke ratusan sepanjang tahun berikut, dan pada saat itu kekuatan mengungsikan kemah mereka, sebelum [itu] U.S. serangan udara Oktober 200L, pejuang dan keluarga-keluarga mereka menomori di sekitar 3,000.

Ketika Amerika Serikat meluncurkan perang (di) udara nya di dalam Afghanistan, pada [atas] Oktober 7, 2001, al-Zarqawi bergabung dengan al-Qaeda dan Taliban untuk pertama kali. Ia dan nya Jund al-Sham dilancarkan di (dalam) dan di sekitar Herat dan Kandahar. Al-Zarqawi terluka di (dalam) suatu udara Amerika strike-not di (dalam) kaki, [seperti/ketika] U.S. pejabat mengklaim untuk dua tahun, tetapi di (dalam) dada/peti, ketika pagu/langit-langit dari [yang] membangun di mana ia sedang beroperasi dirobohkan pada [atas] dia. Pada bulan Desember 2001, menemani dengan sekitar 300 pejuang dari Jund al-Sham, al-Zarqawi meninggalkan Afghanistan sekali lagi, dan masuk Iran. Sepanjang yang berikutnya empat belas bulan, al-Zarqawi mendasarkan [sen]dirinya terutama semata di (dalam) Iran dan di (dalam) area Kurdistan yang otonomi, di (dalam) Iraq utara, keliling dari waktu ke waktu ke Syria dan kepada Ayn al-Hilwah pengungsi Palestinian berkemah di (dalam) selatan Lebanon. Lebih sering, bagaimanapun, al-Zarqawi menempuh perjalanan kepada Sunni Segi tiga Iraq. Ia memperluas jaringan nya, merekrut dan melatih pejuang baru, dan menyediakan basis, rumah aman, dan pelatihan militer berkemah. Di (dalam) Iran, ia disatukan kembali dengan Saif al-Adel-who mendukung dia untuk pergi ke Iraq dan menyajikan kontak there-and untuk sementara waktu, al-Zarqawi tinggal bertahan pada suatu kebun kepunyaan Afghan Mujahid Gulbaddin Hekmatyar. Di (dalam) Kurdistan [yang] ia [hidup/tinggal] dan yang dikerjakan dengan kelompok [itu] Ansar al-Islam.

Di (dalam) musim panas 2003, tiga bulan setelah invasi Amerika, al-Zarqawi gerak ke Sunni area Iraq. Di (dalam) Oktober 2004, al-Zarqawi membayar bayat ke Osama bak/peti Yang dimuati dan menjadi ” Emir [dari;ttg] Operasi al-Qaeda’s di (dalam) Daratan Mesopotamia.”

Sumber: muhajirun
READ MORE - Syaikh Mujahid Abu Mus’ab Az Zarqawi

Syeikh Muhammad Sayyid Tantawi


Profil Syeikh Muhammad Sayyid Tantawi rahimahullah

Syeikh Muhammad Sayyid Tantawi dilahirkan pada bulan Oktober tahun 1928 di Kampung Salim As-Syarqiyyah di Muhafazah Sohaj di So'id Misr. Beliau menghafaz Al-Quran dan belajar di Iskandariah/Alexandaria, Mesir.

Memperoleh PhD dalam bidang Hadith dan Tafsir pada tahun 1966 dengan pangkat Mumtaz (cemerlang). Berkhidmat sebagai tenaga pengajar di Kuliah Usuluddin, kemudian beliau mengajar di Libya selama 4 tahun dan di Madinah Al-Munawwarah pula sebagai Dekan Kuliyyah Ad-Dirasat Al-'Ulya di Universiti Islam Madinah. Kemudian, beliau pulang semula ke Kaherah.

Pada 28 Oktober 1986, beliau dilantik menjadi Mufti Kerajaan Negara Mesir. Pada tahun 1996, beliau dilantik menjadi Syeikhul Azhar.

Beliau merupakan salah seorang di kalangan ulama terbilang di Al-Azhar yg mahir dalam bidang Tafsir dan mempunyai karya-karya penulisan yang bermutu.

Peribadinya

Syeikh Sayyid Tantawi walaupun seorang yang berkedudukan tinggi di dalam kerajaan Mesir, namun sedikit pun tidak memberikan kesan kepada kehidupannya. Malah terkenal sebagai seorang yang zuhud, tenang dan sejuk mata memandang. Butir-butir kalam yang keluar daripada beliau mampu menusuk ke jiwa sanubari sesiapa yang ingin memahaminya.

Syeikh Sayyid Tantawi merupakan seorang yang sangat kuat membaca dan terlalu asyik jika membaca, sehingga diceritakan beliau terpaksa menyuruh salah seorang pembantunya untuk menunggu dan mengingatkan kepada beliau bilamana waktu solat telah masuk, bimbang terlepas waktu solat. Ini kerana jika beliau mula membaca pada awal pagi, maka beliau hanya akan tamat membaca jika telah masuk waktu Zohor. Ini adalah rutin kehidupan beliau.

Bilamana meneliti kehidupan beliau, seolah-olah terpancar sinar para ulama terdahulu yang terlalu asyik dan masyuk ketika membaca. Kisah Imam Isnawi rahimahullah yang membaca bermula selepas Isyak sehinggalah terlepas solat Subuh hanya kerana terlalu asyik membaca dan menulis sehingga tidak sedar bahawa matahari semakin meninggi. Beliau hanya menyedari bahawa subuh telah tamat bilamana cahaya matahari memancar ke wajahnya. Masya Allah, begitu asyik sekali membaca seolah-olah tidak menyedari apa yang berlaku di sekelilingnya. Berbeza dengan sikap 'pewaris para ulama' sekarang, lebih banyak tidur daripada membaca. Apa yang berlaku kepada kita, adalah sebalik daripada cerita Imam Isnawi rahimahullah dan Imam Tantawi rahimahullah.

Karya-karyanya

- Bani Israel fi Al-Quran wa As-Sunnah (1969)
- At-Tafsir Al-Wasit li Al-Quran Al-Karim (1972)
- Al-Qissah fi Al-Quran Al-Karim (1990)
- Muamalat Al-Bunuk wa Ahkamuha As-Syar'iyyah (1991)

Kontroversi Semasa Hidupnya

Memang tidak dinafikan Syeikh Tantawi rahimahullah pernah mengeluarkan fatwa yang kelihatan kontroversi tetapi mungkin fatwa itu dikeluarkan atas faktor-faktor tertentu yang tidak kita ketahui. Maka, lebih selamat jika kita serahkan urusan-urusan sebegini kepada mereka yang layak dan tahanlah lidah kita daripada mengecam serta mencerca para ulama.

Berkata Ibnu Asakir:

"Sesungguhnya daging para ulama itu beracun."

Daripada Ibnu Umar ra, sabda Rasulullah saw:

"Sebutlah kebaikan-kebaikan orang-orang yang mati di kalangan kamu dan tahanlah (diri kamu) daripada menyebut kesalahan-kesalahan mereka."

(Riwayat Imam Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Hibban, At-Tabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Al-Baghawi)

Semoga Allah menempatkan beliau bersama para anbiya dan solihin. Amin.

Rujukan:
http://lamanulama.blogspot.com/2010/03/syeikhul-azhar-syeikh-tantawi-kembali.html
http://nazrulnasir.blogspot.com/2010/03/belasungkawa-syaikhuna-al-allamah.html
READ MORE - Syeikh Muhammad Sayyid Tantawi

Yahya Ayyash


PUTRA BATALION

Ayyasy dilahirkan pada 6 Maret 1966. Beliau tumbuh sebagai seorang anak yang sangat pendiam. Namun di balik diamnya, ternyata beliau menyimpan sebuah kecerdasan yang sangat menakjubkan. Dalam sekolahnya, Ayyasy kecil tidak hanya menguasai pelajaran kelasnya saja, namun juga pelajaran kelas di atasnya.

Beliau lulus SMA pada tahun 1984 dengan akumulasi 92,8. Setelah kelulusannya, beliau mulai aktif di gerakan Hamas. Beliau melanjutkan ke Universitas Beirzeit dengan mengambil jurusan tekhnik listrik. Masa perkuliahannya pun beliau sibukkan dengan aktifitas keislaman. Lulus perguruan tinggi pada tahun 1991 dan menikah pada tahun 1992.

Aktifitas militernya sudah beliau mulai pada tahun 1991. Dalam berjuang, beliau mempunyai pemahaman yang mendalam tentang arti sebuah perjuangan. Perjuangan telah menjadi nafas dan darahnya. Seluk-beluk perang pun beliau tekuni, sampai bisa ditentukan titik lemah penjajah Israel dan pusat kekuatan rakyat Palestina.

Maka kemudian dirancanglah sebuah perang yang menggabungkan dua hal di atas. Lahirlah Intifadhah I. Perang yang mempertemukan dua kubu; orang-orang yang takut mati, dan orang-orang yang mencari-cari kematian. Sungguh perang yang tidak seimbang.

Dalam aksi Intifadhah ini, diperlukan bahan peledak yang sangat banyak. Aksi-aksi peledakan diri, atau yang sering disebut bom syahid, dan aksi-aksi lainnya menghabiskan bom rakitan yang tidak sedikit. Perlawanan Palestina tidak mempunyai cadangan yang banyak karena semua jalan masuknya bantuan telah ditutup. Namun dari pikiran beliau, lahirlah ide untuk memanfaatkan bahan-bahan kimia dasar dalam membuat bom. Bahan-bahan ini banyak tersedia di apotik-apotik. Maka, setelah itu ledakan demi ledakan mengucang Israel.

Kerja pertama beliau adalah merakit bom pada sebuah mobil. Namun sayangnya, secara tidak sengaja, hal ini diketahui Israel. Setelah pengangkapan dan pemeriksaan yang ketat dan kejam, tersebutlah nama Ayyasy sebagai Wanted No 1. Ayyasy pun menjadi buron. Pada 25 April 1993, rumah beliau sempat digeledah Israel. Namun mereka tidak menemukan apa-apa. Dan ketika mereka mengancam keluarganya, sang Ibu malah mengatakan, "Yahya telah pergi tanpa meninggalkan apa-apa untuk kami. Sejak dia menjadi buron, dia bukan lagi anak kami, tapi anak Batalion al-Qassam." Sebuah sikap yang sangat menjengkelkan Israel. Sikap yang terbentuk dari sebuah tarbiyah panjang dalam gerakan Hamas.

Kurang-lebih empat tahun masa buron, Israel dengan segala kekuatannya kehabisan akal menangkap Ayyasy. Sebaliknya, empat tahun pula Ayyasy mencapai kegemilangan membuat ledakan di sana-sini. Menciptakan sebuah mitos bahwa bangsa Yahudi selamanya tidak akan merasa aman hidup di tanah jajahan mereka. Masa buronan adalah masa perjuangan beliau. Dalam perjuangan itu, beliau benar-benar mengorbankan kehidupannya untuk Palestina. Seorang insinyur yang seharusnya bisa menikmati kehidupan enak dengan bekerja di luar negeri seperti yang dilakukan kebanyakan rekannya, kini hidup tidak menetap dan selalu terancam. Bahkan dalam masa ini pula, dua orang anaknya lahir. Yang pertama lahir pada awal masa buronnya, dan yang kedua lahir dua hari sebelum beliau mendapatkan syahadah.

Ada beberapa pelajaran yang beliau berikan kepada para pejuang Islam. Pertama, pejuang Islam harus mempunyai pondasi akidah dan iman yang kuat. Karena kedua hal inilah yang membuat manusia selalu merindukan kematian. Kedua, sirriyah dan bisa menjaga lisan. Semua operasi yang dilakukan Ayyasy dan Batalion al-Qassan dilakukan dengan super rahasia sehingga peristiwanya tidak bisa diketahui Israel sebelum terjadi. Dan Israel pun mendapatkan kesulitan untuk bisa menembus tubuh al-Qassam.

Ketiga, keterampilan menghilang dari mata musuh. Semua unsur Israel telah dikerahkan untuk menangkapnya, mulai dari tentara unit-unit militer khusus, kepolisian, tentara perbatasan, dan dinas intelijen, tapi tidak ada yang berhasil meringkusnya. Karena kelihaiannya ini, beliau digelari sang jenius, manusia berwajah seribu, manusia bernyawa tujuh, dan sebagainya. Prestasi gemilang yang pernah diraihnya adalah menerobos ke jalur Gaza dan membuat aksi di sana, padahal untuk sampai kesana beliau harus melewati ribuan tentara dan dinas intelijen. Prestasi ini sampai membuat Yitsak Rabin menggebrak meja dalam sebuah rapat. Keempat, jihad; ‘isy kariman au mut syahidan. Beliau selalu bersikeras melanjutkan perjuangannya dan mempersiapkan diri untuk mati syahid. Tidak beliau hiraukan anjuran-anjuran untuk melarikan diri ke luar negeri.

Empat tahun Yitsak Rabin memasang nama Ayyasy pada urutan pertama dalam file khusus orang-orang yang sangat berbahaya. File ini mendapat prioritas dalam program pemerintahannya. Tapi yang mengherankan, file itu masih ada di tangannya ketika seorang Yahudi fundamentalis memuntahkan peluru di depan mukanya. Peristiwa itu menambah malu dinas intelijen dan keamanan Israel. Belum berhasil menangkap Ayyasy, dihadapkan lagi permasalahan baru. Dalam situasi yang genting ini, direktur SABAK, dinas intelijen Israel, mengajukan pengunduran dirinya. Permohonan ini pun ditolak karena hanya akan menambah rakyat Israel kurang percaya diri.

Oleh karena itu, untuk mengembalikan rasa percaya dirinya, strategi pembunuhan Ayyasy dirancang lebih bagus dengan melibatkan pihak yang lebih banyak lagi. Pembunuhan ini diharapkan akan menjadi permulaan babak baru perjuangan Palestina. Perjuangan tanpa para perusak. Tapi apakah harapan mereka terwujud?

Jum’at, 5 Januari 1996, televisi Israel mengumumkan bahwa Ayyasy telah mati di Beit Lahia, Jalur Gaza. Seluruh Palestina, bahkan umat Islam seluruh dunia menangis. Sebuah bom telah dipasang dalam pesawat HT nya. Pesawat itu diterimanya dari seorang pedagang yang ternyata mempunyai hubungan dengan intelijen Israel.

Kematiannya sungguh sangat memilukan. Seorang pejuang harapan rakyat telah meninggalkan mereka. Tapi setidaknya, hal itu memberi pelajaran baru bagi mereka. Ada tiga hal yang bisa diambil. Pertama, jihad masih menjadi satu-satunya solution bagi perjuangan Palestina. Kedua, perjuangan yang ikhlas akan memberikan pengaruh yang baik bagi rakyat banyak. Ketiga, Israel masih harus berhadapan dengan kemarahan rakyat Palestina yang tidak akan pernah padam.

Ternyata harapan Israel hanya tinggal harapan. Babak perjuangan belum ending. Hanya dalam tempo sepuluh hari setelah kematian Ayyasy, empat kali operasi bom syahid berhasil dilancarkan oleh para penerus Ayyasy. Dan ternyata Ayyasy masih hidup. Bahkan sampai sekarang. Semangat dan namanya akan terus berada dalam benak hati kita. Beliaulah tokoh perjuangan.

Beliau tidaklah berambisi mencatat namanya dalam sejarah, tapi sejarahlah yang mencari sosok-sosok pemimpin pejuang semacam beliau. Beliau bukanlah orang yang gila ketenaran, tapi masyarakatlah yang selalu mencari-cari sosok seperti beliau untuk menjadi panutan dalam berjuang.
READ MORE - Yahya Ayyash